GOUL
Jikalau
Ling-Ling menghadapi makhluk jelmaan dari kepingan bintang hitam di hamparan es
yang dingin menusuk daging, berbeda lagi dengan Vera, ia dibawa oleh zoodamnya
ke hamparan padang pasir, dimana suhu disana begitu panas, membuat Vera seakan
berada di pintu neraka. Ketika Grin si lebah hijau menginjakkan kakinya, hawa
panas sudah menyambut kedatangan mereka.
“Apakah kau yakin keberadaan makhluk
dari keping bintang hitam ada disini,
Grin?” Vera memastikan.
“Iya Vera, makhluk itu tidak berada
jauh dari sini..” Grin menjawab.
Rambut pendek dan jubah hijau Vera
menari-nari diterpa hembusan angin panas, Vera mengeluarkan gading putih dan memegangnya dengan erat.
“Baiklah, mari kita cari..” Vera
berjalan membelah suhu yang membakar,
cara berjalannya yang menyerupai laki-laki menunjukkan betapa ia tidak takut
dengan apapun. Wajah putih manisnya mulai menimbulkan bercak-bercak keringat. Sama
seperti Ling-Ling dan Feri, ketika sampai disitu perut Vera mendadak begitu
lapar. Dengan kekuatannya ia mencoba mengeluarkan buah-buahan dari tangannya
“Chlorokinesis
Element..” Tangan Vera sudah dibuka.
Namun sial, tidak keluar apapun
disana. Kembali
Vera mencoba mengeluarkan buah-buahan untuk makanannya, “Chlorokinesis Element..” Hening
sejenak, derau angin panas menyentuh kulitnya. Dan
lagi-lagi tidak ada apapun yang keluar, di dalam pikiran Vera ia merasa
benar-benar sudah yakin hendak mengeluarkan buah-buahan dari tangannya.
“Kau tidak akan mampu mengeluarkan buah di
sini Vera. Tidak ada sumber kehidupan disini, kau harus mencari air supaya
mampu mengeluarkan tanaman ataupun buah-buahan..” Grin mengatakan.
“Sial...” Vera mendesis, “Bisakah
kau mengantarkan aku ke tempat dimana sumber air berada?”
“Kau sudah kelihatan lemah Vera, dan
itu berdampak pula padaku, aku adalah bagian dari dirimu. Aku sudah tak mampu
membesarkan tubuh untuk terbang dari sini. Tapi sensorik dalam tubuhku
mengatakan bahwa dekat dari sini terdapat mata air, letaknya lurus dari hadapan
kita sekarang..”
Hanya beberapa menit berada disini,
Vera benar-benar sudah merasakan rasa
derita, gading putih ia genggam begitu lemah, tenggorokannya
begitu kering, perut melilit, gontai langkah kakinya. Meskipun begitu, tidak
ada nampak putus asa dari dirinya. Dalam benak, Vera berpikir bahwa Keluarganya dan
orang-orang yang telah menjadi batu lebih menderita dari keadaanya sekarang.
Beberapa Jam telah berlalu, Langkah
kaki Vera terus menuju kemana arah mata air yang dikatakan oleh Grin. Hanya saja, disaat angin panas berhembusan bersamaan dengan pasir, puluhan
ekor monyet-monyet datang di waktu yang benar-benar tidak diharapkan oleh Vera.
Mata Vera membesar, ia meneguk ludah. Tidak ada Pilihan lain lagi selain
dirinya harus menghadapi monyet-monyet menyebalkan tersebut. Dengan sekuat
tenaga ia maju, melayangkan gading putih yang bengkok dan runcing ke arah
monyet-monyet, satu-dua berhasil dirobohkan oleh Vera. Hanya saja ketika satu monyet
dikalahkan, puluhan ekor monyet malah hadir lagi, sementara napas dan tenaga
Vera semakin terkuras. Vera dan Grin terkepung oleh segerombolan monyet berkuku
tajam. Tidak mau menyerah,
Vera kembali menyerang mereka kembali menggunakan tajamnya gading putih,
satu-persatu monyet-monyet berjatuhan. Dan lagi-lagi monyet malah hadir semakin
berjibun. Vera mengatur napasnya yang hampir direngut oleh panasnya suhu padang
pasir, matanya memperhatikan lamat-lamat kumpulan monyet, sorot mata Vera
menangkap hal aneh pada tubuh mereka, nampaknya itu bukan seperti monyet
lainnya. Ekor-ekor mereka nampak retak, dan mata
mereka seperti telah kering. Itu adalah Monyet Zombie, Vera menahan napas, jantungnya
mulai berdetak kencang akibat
kewalahan.
Kumpulan monyet zombie semakin menyudutkan
Vera dan Grin ke tengah.
Vera benar-benar sudah tak sanggup melawan, bukan karena yang
dihadapi adalah monyet Zombie, tapi karena Vera tidak sanggup menahan panasnya
suhu di padang pasir, dan tenaganya benar-benar sudah terkuras habis karena
derita lapar. Untungnya, disaat Vera dan Grin sudah hampir digerogoti oleh
kumpulan monyet zombie, alam nampaknya berbaik hati pada mereka. Badai pasir tiba-tiba
hadir begitu dahsyat menyapu seluruh monyet zombie serta Vera dan Grin. Grin langsung
membesarkan tubuh lebah hijaunya melindungi Vera. Dengan Begitu Vera dan Grin
selamat.
Vera sedikit terbatuk setelah badai
pasir telah berlalu, Grin kembali menyusutkan tubuhnya. Suasa lengang sejenak,
nampaknya seluruh monyet zombie telah tertimbun oleh pasir. Vera kembali
melanjutkan perjalanan dengan tergopoh-gopoh.
Beberapa Jam kemudian, akhirnya Vera
menemukan sebuah tempat untuk berteduh, kabar baiknya Grin mengatakan kalau di dalam itulah sumber air
berada. Tempat itu adalah piramida. Vera bisa bernapas lega, kakinya mulai
menapaki satu persatu anak tangga piramida.
“Aku benar-benar sudah tidak tahan
lagi, Grin..” Vera terjerambap di anak
tangga. Kakinya begitu lemas. Rambut pendeknya
terlihat semberawut.
“Kita harus cepat Vera, di dalam
sana ada banyak mata air, kau bisa mengambilnya untuk mengembalikan kekuatan kita. Dan kau tahu Vera, Makhluk jelmaan
bintang hitam juga berada di sana”
Mendengar
hal itu Vera mulai kembali bersemangat, tubuhnya memang tidak mengimbangi,
namun keinginan untuk menyelamatkan keluarga dan orang-orang di Bumi telah
membangkitkan semangat Vera.
***
Setelah
di dalam, terlihat patung-patung mesir kuno berdiri
di dalam piramida itu. Kebalikan
dari luar yang begitu menyengat, hawa disini malah begitu dingin menyeramkan,
memberikan efek angker menggidikan bulu kuduk, terlihat sedikit gelap. Grin
mengarahkan Vera berjalan ke arah mata air.
Tidak berapa lama
berjalan, akhirnya Vera bertemu
dengan kolam berisi air yang sangat
jernih, ada pancuran di dalamnya, terlihat begitu indah. Melihatnya saja sudah
membuat Vera kembali semangat seperti sedia kala. Vera langsung meneguk air
segar itu.
“Chlorokinesis
Element..” Vera mencoba mengeluarkan buah pisang dari tangannya, berhasil,
pisang segar telah hadir di tangannya.
“Chlorokinesis
element atau kekuatan tumbuh-tumbuhan berhubungan erat dengan air, karena
tumbuhan begitu membutuhkan air untuk bertumbuh kembangnya. Itulah mengapa
ketika kau di luar barusan tidak bisa mengeluarkan kekuatan tersebut” Grin
menjelaskan.
Perut Vera sudah terisi, kekuatannya
telah pulih kembali. Vera bangkit untuk mencari keberadaan makhluk jelmaan
bintang hitam sekaligus berjalan-jalan, ia tertarik dengan isi piramida
tersebut. Terlihat sarang laba-laba banyak menghiasi ruangan. Ketika Vera
tengah berjalan-jalan di sebuah ruangan, kedua matanya melihat ada sesosok
makhluk menghampiri dirinya, siluet tubuhnya kurang terlihat jelas dari jarak
jauh, berjalannya tidak sama seperti manusia normal. Jantung Vera mulai sedikit
berperang kencang.
“Bersiap-siaplah menyerang Vera,
kita sudah menemukan makhluknya..” Grin memecah senyap. Vera bersembunyi sebentar di balik dinding,
dia belum tahu makhluk apa yang akan dihadapinya,
“Kakek Jerolin ingin berbicara,
pandangi mataku..”
Vera memandangi kedua mata hijau
milik Grin, Sejurus kemudian
terlihat kakek Jerolin di hadapannya, suasana sudah bukan lagi di
dalam piramida.
“Makhluk yang akan kau hadapi
bernama Goul, dia adalah seorang raja dari kerajaan mesir kuno, namun sekarang
sudah menjadi zombie. Dia tidak akan bisa mati, kelemahannya ada di kedua
matanya. Monyet-monyet yang kau hadapi barusan merupakan utusan darinya, dia
bisa membuat makhluk apa saja menjadi zombie dengan sentuhannya, jadi kau harus
berhati-hati. Di dalam Piramida itu ada banyak sekali makhluk yang telah
menjadi Zombie dan menjadi pengikutnya. Jika kau sudah menyerang kedua matanya,
maka dia akan menjadi keping bintang hitam kembali, di luar sana monyet-monyet
milik Gavin sudah hampir menyelesaikan bagian tubuh patung itu, waktu kita tinggal
sedikit lagi...” Setelah mengatakan itu kakek Jerolin hilang dan keadaan
kembali seperti semula.
BERSAMBUNG... Baca Novel Episode 6 DISINI
Pokies at Lucky Creek Casino Site
ReplyDeleteThe Lucky Creek Casino offers the best in online gaming septcasino and online slots 카지노사이트 at Lucky Creek Casino with over 4000 of the latest 1xbet slots games including Buffalo & Gold