LATIHAN
TAHAP AWAL: JURUS ELEMENT
Dengan pemberian dari bintang Meara itu
Gavin dikaruniai sebuah kekuatan yang luar biasa, sedangkan Jerolin mendapatkan
kejeniusan, dengan begitu Jerolin ingin mengajarkan keahlian itu kepada 5 anak
tersebut.
Tempurung kura-kura di dasar danau itu adalah
ciptaan Jerolin, tempurung itu menjadi tempat persembunyian Jerolin selama
majikannya sudah meninggal. Di
dalamnya seperti layaknya di bumi, sampai-sampai ke 5 anak-anak itu tidak sadar
bahwa mereka ada di dalam air. Meskipun di luar sedang mengalami
kegelapan, tapi tidak di dalam sini.
Di sebuah taman dalam tempurung
kura-kura itu
penuh dengan bunga-bunga indah
beragam warna.
Kupu-kupu berterbangan
santai menghisap madu, warna-warna mereka menambah indah panorama, dan air
terjun nan menentramkan dimana air-airnya berkeciprak menyejukkan pendengaran. Mereka mulai memasuki Latihan tahap awal
dari sang kakek. Mereka berlima berbaris menghadap air terjun, kucing tua itu
kembali menjadi sosok manusia.
“Untuk Latihan tahap awal kalian
harus mengetahui terlebih dahulu bintang berwarna apa yang telah tertanam di
kening kalian. Agar
bisa mengetahui jurus element yang kalian kuasai. Untuk itulah kalian harus menguji coba
terlebih dahulu kekuatan mengendalikan air.
Siapa diantara kalian
yang mampu mengendalikan air,
itu berarti di keningnya tertanam bintang biru..” Kakek Jerolin menjelaskan tentang latihan awal
mereka.
Jurus Element adalah Kekuatan
pengendali, ada beberapa jurus pengendali yang paling dasar yaitu Air, Udara,
Bumi, Tumbuh-Tumbuhan dan Api.
Mereka semua menatap dengan penuh
keanehan, tidak mengerti tentang apa perkataan dari kakek tua di hadapan mereka
itu.
“Kakek tua, aku tidak mengerti
dengan semua ini. Aku
mau pulang. Kau
yang telah membawa aku kesini dan sekarang kembalikan aku ke rumah. Aku akan menyelamatkan
keluargaku sendiri tanpa bantuan siapapun...” Andet menolak untuk berlatih, Sesungguhnya ada hal yang disembunyikan
oleh Andet, semua ini berhubungan akan masa lalunya. Dia sudah melangkahkan kaki sebelum mendengar
jawaban dari kakek tua dihadapannya itu. Alangkah kagetnya setelah selangkah
dua langkah, kaki Andet ternyata tak bisa digerakkan lagi, hei ada apa ini?
Andet tidak mengerti.
Kakek Jerolin tersenyum melepaskan
genggaman tangannya, genggaman tangan dari jarak jauh kakek Jerolinlah yang ternyata
menjadi penyebab terhentinya langkah Andet.
“Kau tidak akan sanggup melawan
kekuatan dari Gavin sendiri, kau harus mengetahui kekuatan apa yang ada di
dalam dirimu.” Kakek Jerolin tersenyum, dengan kekuatannya ia melayangkan Andet
kembali ke barisan semula.
“Mengendalikan air disebut sebagai Hydrokinesis.
Sebelum kalian melakukan Hydrokinesis Element,
akan aku jelaskan terlebih dahulu apa itu air..
“Bentuk air terdiri dari Atom H2O. Bentuk mereka sangat-sangat kecil. Bahkan bisa dibilang bahwa setetes air
adalah berjuta air yang berbulir, kalian harus ingat itu...”
Santai kakek Jerolin menerangkan.
Feri menggaruk Rambut, yang lainnya
hanya terdiam tidak mengerti dengan semua penjelasan kakek Jerolin.
“Silahkan angkat tangan kanan
kalian.. Buatlah genggaman”
Mereka masing-masing mengangkat
tangan kanan, mengenggam tangan.
“Fokuslah, sedemikian fokus. Jangan ada pikiran apapun di dalam
pikiran kalian.
Hilangkan sejenak
pikiran tentang keluarga kalian, hilangkan sejenak tentang kekacauan dunia.
Lihatlah air terjun yang mengalir dari atas ke bawah, Visualisasikan atau
bayangkan diri kalian termasuk salah satu bagian dari air, masuki dunia air
mengalir dalam diri kalian..” Kakek Jerolin mensugestikan.
“Terus pandangi dan jangan
mengerjapkan mata sedikitpun.
Bayangkan Atom-Atom itu bergerak sesuai dengan tangan kalian, sekarang kalian
telunjukkan tangan..”
Walaupun belum mengerti, mereka
mengikuti apa perkataan dari kakek Jerolin.
“Sekarang gerakan kemanapun kehendak
kalian..”
Mereka menggerakkannya.... Dan
hasilnya... Gagal,
tidak ada yang bisa menggerakan air terjun tersebut.
“Apakah mungkin ada manusia di
kehidupan nyata ini bisa mengendalikan air?” Kosmo mendengus, perut gendutnya
sekarang sudah mulai terasa lapar.
Berjam-jam
berlalu. Meskipun keempatnya sudah mulai bosan
dan tidak percaya bahwa ada manusia yang dapat mengendalikan air, ada satu
diantara mereka yang mulai tertarik dengan pelajaran ini. Ia terus penasaran, terus meresapi semua
perkataan Jerolin.
air mulai dirasakan adalah dirinya, dan dirinya pun mulai
dirasakan sebagai air. Pandangan
matanya tembus masuk ke dalam atom-atom kecil dari air, seolah tubuhnya ikut
mengalir diantara mereka, beberapa jam kemudian... Berhasil, dia mampu
melakukannya, mata keempat yang lainnya membesar. Astaga, ternyata benar-benar
ada manusia di dunia ini yang mampu mengendalikan air.. Dia adalah Ling-Ling..
Ketika
ia melakukan itu, bintang biru nampak jelas terpampang di keningnya, bercahaya terang,
air bergerak sesuai dengan pikiran dan kehendaknya...
“Haiyaa... Aku bisaa.. Aku bisaa...”
Ling-Ling berlonjak kegirangan. Tanpa
disadari air yang Ling-Ling
kendalikan menyembur ke arah empat anak lainnya, membuat tubuh mereka basah
kuyup. Membuat mereka semua terperanjat.
“Ehh..Maaaaff...” Ling-Ling senyum
serba salah, mengacungkan dua jari ke atas. Peace.
Kakek
Jerolin tersenyum. Menarik
napas. Sebelumnya ia sebetulnya
juga kurang yakin apakah kelima anak ini benar-benar pemegang bintang itu, sekarang
ia bisa sedikit bernapas lega karena salah satunya sudah berhasil ditemukan.
***
Setelah keberhasilan Ling-Ling dalam
mengendalikan air, mereka sekarang percaya bahwa kemampuan itu benar-benar
mereka miliki. Dan karena mereka ingin menyelamatkan keluarganya, akhirnya
mereka mau belajar untuk mengetahui kekuatan apa yang bersemayam di dalam diri
mereka. Andet yang terbilang paling keras akhirnya melunak, dia berusaha untuk
meyakinkan dirinya bahwa dirinya juga mempunyai kekuatan lain.
“Tinggal kalian berempat.. Sekarang
kita akan mengetahui kekuatan kalian, latihan berikutnya adalah Aerokinesis Element atau mengendalikan udara,
itu berarti bintang kuning..
“Angin merupakan sumber kehidupan
bagi seluruh makhluk di bumi, tanpa angin ataupun oksigen tidak akan ada
manusia yang mampu melanjutkan hidupnya. Angin Itu halus, tidak terlihat, dia
lembut, tapi jangan remehkan angin, dia bisa melayangkan apa saja kalau
kekuatannya penuh... “ Kakek Jerolin
menjelaskan.
Mereka sekarang berada di
tengah lapangan, lapangan tersebut juga ada di dalam tempurung kura-kura. Feri,
Vera, Kosmo dan Andet sudah memperhatikan antusias, sedangkan ling-ling
sekarang tengah istirahat melihat dari bawah pohon, pikirannya masih terus
mengarah akan nasib bumi mereka, Mata sipitnya penuh dengan kesedihan.
“Sekarang,
Kalian rasakan angin berhembus
di sekeliling, Pejamkan mata..”
Mereka menuruti semua perintah Jerolin
“Sugestikan bahwa diri kalian adalah
angin yang berhembus, melayang lembut ke sekitar bumi.. Sugestikan bahwa angin
di sekitar kalian menjadi lebih kencang dan lebih kencang.. Sugestikan lagi
bahwa angin itu semakin tenang.. Hirup udara dari hidung, alirkan ke seluruh
tubuh...” Dengan lembut
kakek Jerolin mengarahkan.
Beberapa
menit kemudian, terasa desau angin semakin kencang ke arah mereka, menghembus
rambut dan jenggot putih kakek jerolin.
Latihan kali ini lebih
gampang dicerna oleh pikiran mereka, kening salah satu diantara mereka menyala
terang dengan cahaya kuning, mereka belum menyadari itu...
“Buka mata kalian...”
Bintang bercahaya itu muncul di
kening Kosmo si gendut.
“Astagaaa kakek, bagaimana ini....”
Kosmo panik bercampur ketakutan ketika tubuh gemblungnya melayang ke atas. Jerolin senyum puas. Itu berarti dua diantara
mereka sudah berhasil mengetahui kekuatannya. Yang lainnya tertawa, sekaligus
takjub.
***
“Kita harus cepat mengetahui
kekuatan apa yang terdapat pada diri kalian, agar orang-orang dibumi bisa
selamat, belum ada istirahat...” Sekarang
Jerolin
berkata di tengah tanah tandus, tidak ada tanaman disitu. Feri, Vera dan Andet
berbaris, sedangkan Ling-Ling dan Kosmo istirahat di atas batu besar,
memperhatikan. Mereka mulai terbiasa dengan pemikiran akan keajaiban-keajaiban
yang tak masuk akal itu, percaya bahwa kekuatan tak bisa diterima akal logika
seperti itu memang benar adanya. Mereka bertiga sudah tidak sabar ingin
mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam diri mereka.
“Pelajaran kali ini adalah Terrakinesis element atau mengendalikan
tanah... Kalian mesti tahu bahwa manusia awalnya tercipta oleh tanah, dengan
begitu kekuatan mengendalikan tanah sudah tentu ada. Kalian tahu, sebetulnya setiap manusia dapat
mengendalikan seluruh elemen jika dilatih terus menerus. Di asah dan diyakini. Tapi bintang-bintang
yang ada di kening kalian membantu itu semua agar kekuatannya lebih luar
biasa..
“Sekarang pejamkan mata kalian. Seperti sebelumnya, hilangkan pikiran
kalian tentang semuanya, fokus pada pemikiran bahwa diri kalian adalah segumpal
tanah..
Mereka memejamkan mata seperti
sebelumnya, desau angin berhembus lembut menggerayangi tubuh mereka, memberikan
konsentrasi yang menenangkan.
“Yakinkan seluruh tubuh kalian
perlahan meyerap sari-sari bumi, sehingga tubuh kalian seakan ikut menjadi
bagian dari mereka...”
Salah satu tubuh diantara mereka
bergetar hebat, kakinya seakan mengeras dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Bumi
sedikit bergoncang seperti tengah terjadi gempa, cahaya coklat berkilau di
salah satu kening mereka.
Jerolin menutup mata dengan tangan, tak bisa menahan kilaunya
cahaya tersebut. Perlahan tubuh salah satu dari mereka sudah sempurna menjadi
tanah, coklat semuanya.. Untuk kali ini Feri lah yang terpilih. Dia bisa mengendalikan
tanah dengan pikiran dan kehendaknya.
“Sekarang buka mata kalian...”
Mereka membuka mata, begitu
terkejutnya Feri ketika melihat tubuhnya sudah menjadi seperti tanah, empat
anak lainnya juga terpukau.
“Sekarang kau angkat batu disitu...”
Menunjuk batu yang tengah diduduki oleh Kosmo dan Ling-Ling, “Angkat tanganmu,
Visualisasikan batu itu ikut terangkat bersama tanah di bawahnya...”
Feri mengangguk, mencoba.. Gagal.
“Lakukan sekali lagi, dan
konsentrasi...”
Feri pun melakukannya sekali lagi. Kali ini dia lebih
konsentrasi, dan akhirnya berhasil mengendalikan tanah dari jarak jauh. Kosmo
dan Ling-Ling panik..
“Jangannn lagii...” Kosmo kembali
gemetaran.
***
Proses latihan diberlangsungkan
cepat. Setelah hampir setengah hari mereka
berlatih, tinggal Vera dan Andet yang belum diketahui kekuatan apa yang
bersemayam di tubuhnya, tidak ada istirahat, mereka harus terus berlatih..
Sementara di luar sana, Gavin sudah
memerintah anak-anak buahnya membentuk Sebuah patung gorilla raksasa menggunakan batu-batu. Sekarang telapak kakinya
sudah mulai terbentuk, monyet-monyet begitu sibuk membangun pondasi patungnya. Patung itu begitu besar, sampai-sampai sebelah
kakinya saja membutuhkan satu pulau untuk ditempatinya. Keadaan masih begitu
gelap, tidak ada lagi kehidupan di bumi.
“Bintang hijau memiliki kemampuan
mengendalikan tumbuh-tumbuhan, kemampuan ini disebut Chlorokinesis Element. Diantara kalian seharusnya ada yang mampu
melakukannya. Kita lihat saja nanti...
“Sebelum
kalian berlatih, izinkan aku menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan lebih dalam. Tumbuh-Tumbuhan
merupakan bagian dari kehidupan, karena merekalah yang memberikan seluruh
makhluk hidup makanan, memberikan udara segar, dan panorama-panorama indah nan
menakjubkan. Dan
asal kalian tahu bahwa tumbuhan juga mempunyai nyawa. Lihatlah disekeliling
kalian, bunga-bunga itu adalah tanaman-tanaman yang mempunyai nyawa..”
“Apa maksud dari tumbuh-tumbuhan
mempunyai nyawa pak tua..?” Andet memotong cepat.
Jerolin
tersenyum, dia sepertinya sudah tahu kekuatan apa yang ada di dalam diri si
Andet. Feri, Ling-Ling dan Kosmo memperhatikan dari jarak jauh, di tengah
kumpulan bunga-bunga dengan corak berbeda-beda.
“Jika kalian benar-benar menyatu
dengan tumbuh-tumbuhan itu, akan kalian rasakan detak-detak kehidupan dalam
tumbuh-tumbuhan tersebut.. Untuk lebih jelasnya silahkan kalian berdua
memejamkan mata..” Kakek Jerolin mulai mensugestikan. Andet dan Vera pun
memejamkan matanya.
“Tarik dalam-dalam napas melalui
hidung. Yakinkan bahwa udara
segar itu berasal dari daun-daunan.
Ketika udara itu sampai ke paru-paru kalian, Visualisasikan diri
kalian seakan ikut melayang memasuki dedaunan tersebut, lalu kalian menjadi
anggota dari tumbuh-tumbuhan, menyumbangkan kehidupan untuk seluruh makhluk..
Visualisasikan bahwa di dalam tubuh kalian sudah terdapat benih-benih
tanaman... Sekarang kedepankan tangan kanan kalian, Fokuskan bahwa di telapak
tangan kalian akan muncul tanaman merambat dan akan menjuntai di tangan...”
Mereka pun melakukan itu.
Dan
latihan kali ini tidak mudah untuk dilakukan, napas mereka berdua tersenggal
melakukan itu, beberapa menit mencoba.
Hasilnya gagal.
“Sepertinya hal itu mustahil kek,
bagaimana mungkin dari tangan kami bisa muncul tumbuh-tumbuhan” Vera mengatur
napas.
“Coba sekali lagi, kali ini pasti
bisa..”
“Tidak akan mungkin kakek tua, tidak
mungkin tangan kami bisa mengeluarkan tanaman... Oke sebelumnya mungkin bisa
aku lihat bahwa mereka bertiga bisa mengendalikan air, udara ataupun tanah,
kalau tumbuh-tumbuhan? Bagaimana mungkin?” Andet ikut membantah.
Jerolin
tersenyum santai melipat kedua tangannya ke belakang.
“Tidak
ada hal yang mustahil di dunia ini.”
Katanya.
“Memang terkadang hidup
penuh dengan keajaiban yang tidak bisa diterima oleh akal logika, karena faktanya
hidup kita ini sebetulnya juga keajaiban.
“Coba kalian pikirkan, dulu sebelum kalian lahir ke dunia, kalian tidak tahu antaberanta
dimana tempat kalian berada sebelumnya dan kalian
tidak merasakan apapun juga. Lantas
secara ajaib kalian
dilahirkan dan muncul ke dunia.
“Kalian juga bisa lihat
dunia ini, dunia terbentuk dengan begitu mencengangkan dan tidak ada makhluk
bumi satu pun yang bisa membentuk dunia semacam itu, bukan?
“Bukankah kalian sudah
lihat ada banyak perubahan di bumi kalian.
Orang-orang menjadi
batu, bumi menjadi gelap, dan kalian juga sudah tahu bahwa Feri, Ling-Ling,
Kosmo sudah mengetahui kekuatan mereka..
“Jika kalian sayang dan
cinta dengan keluarga ataupun teman-teman kalian di bumi, kalian harus yakin
bahwa kekuatan tersebut benar-benar ada..”
Vera dan Andet mulai meresapi
penjelasan dari kakek Jerolin... Akhirnya Mengangguk.
“Sekarang mari kita coba sekali
lagi..”
Beberapa waktu kemudian ketika
mereka mencoba, benar saja, salah satu kening diantara mereka menyala hijau
begitu terang. Tangannya pun mulai mengeluarkan tanaman, sedikit demi sedikit
menjulur dari tangan Vera..
“Silahkan buka mata kalian.”
Mata Vera membesar, bagaimana
mungkin? Astaga, bagaimana mungkin dari tanganku bisa keluar tanaman itu? Batin
Vera belum bisa percaya. Vera merasakan bahwa tumbuhan di tangannya itu
mempunyai detak jantung.
“Sekarang coba kau arahkan dan lilitkan Tanaman itu ke tubuh
mereka bertiga..” Kakek Jerolin menunjuk ke arah Feri, Ling-Ling dan Kosmo. Vera mengangguk, dengan
cepat mengarahkannya. Seperti
sarang laba-laba, tiba-tiba tanaman itu melilit tubuh mereka bertiga, membuat
mereka tak berdaya..
“Aaakuuuu lagiii...” Kosmo mendengus.
“Haiyaa..” Ling-Ling protes.
***
“Bintang Merah memberikan kekuatan Pyrokinesis Element yaitu dapat
mengendalikan api... Seharusnya kau dapat menguasainya, Andet..” Jerolin dan Andet berdiri di
atas pegunungan,
persisnya di dekat kawah. Empat yang lainnya
memperhatikan dari jarak jauh,
takut berada terlalu dekat.
“Di kawah ini terdapat
kumpulan-kumpulan api, kau bisa tahu dari rasa panas ini, bukan? Sekarang
silahkan pejamkan mata...
Andet memejamkan mata. Jerolin mulai mensugestikan kembali.
“Api juga ada di dalam diri kita,
yaitu emosi dan nafsu... Rasakan seakan-akan dirimu berada di tengah kawah
tersebut, dan berkumpul bersama mereka, visualisasikan bahwa muncul api di
seluruh tubuhmu..”
Andet menuruti apa sugesti dari
Kakek Jerolin, pikirannya sudah melayang ke arah perkumpulan lahar di dalam
kawah. Dia mulai memikirkan ada api yang muncul
dalam dirinya..
Di dalam tempurung kura-kura ini
tidak ada yang namanya malam, semuanya siang dimana sinar matahari buatan kakek
jerolin tidak terlalu membakar..
Sangat
Lama
Andet mencoba, namun berkali-kali gagal.
Tidak terjadi apa-apa dalam dirinya. Keringat sudah
bermunculan dari pelipis dan lehernya...
“Tidak bisa kakek tua... Aku tidak
bisa melakukan hal itu..” Andet menyerah.
Jerolin mengelus jenggot putihnya. Berpikir sejenak. Memperhatikan lamat-lamat lahar
yang meletup-letup itu lebih dalam. Paham. Sekarang ia tahu apa
yang dapat memunculkan kekuatan pyrokinesis
itu.
“Ulang lagi. Sekarang pikirkan
sesuatu yang membuatmu kesal, membuat amarahmu bangkit..” Cara ini berbeda dari
sebelumnya, kakek Jerolin sengaja membuat pikiran Andet mengarah ke situ, agar
emosinya terbakar. Karena
emosi adalah api.
Andet
mulai memikirkan hal apa yang telah ia lalui selama ini. Hal apa yang
benar-benar ia benci. Tidak berapa lama, di tangan Andet
muncul sesuatu.
keningnya menyalah bintang merah, Api sudah membalut seluruh tangannya.
“Sekarang buka matamu, nak..”
Andet membuka mata, begitu terpukau ia
melihat tangannya tersebut..
“Perbesar amarah dalam tubuhmu.. Dan
Arahkan tanganmu ke kawah itu sampai mengeluarkan api..”
Ia mengeluarkannya. Berhasil, api dengan begitu dahsyat
membara dari kawah, membuat Feri, Vera, Ling-Ling dan Kosmo menggigil ketakutan menyaksikannya.. Jerolin bernapas lega, sekarang
semuanya sudah mengetahui kekuatan masing-masing.
“Baguss Andet. Kalau boleh tahu, apa yang ada dipikiran
kamu sebelumnya?” Kakek Jerolin menepuk pundak Andet.
“Aku hanya membayangkan wajah Meara itu...
aku membencinya, karena dia lah semua kekacauan ini muncul.” Andet berkata
datar, berjalan meninggalkan kakek Jerolin. Jerolin hanya terdiam, menatap punggung Andet yang mulai melangkah menjauh.
“Untung saja api itu tidak diarahkan
ke kita..” Kosmo meneguk ludah. Ling-Ling mengangguk setuju.
BERSAMBUNG..
Lihat Episode 2 DISINI
No comments:
Post a Comment