Hanya
membutuhkan waktu tidak lebih dari satu hari saja seluruh manusia telah berubah
menjadi batu, seluruh aktivitas di bumi terhenti. Bumi sudah gelap gulita.
Diantara bermilyar-milyar manusia di bumi, hanya ada lima anak yang selamat dan
tidak berubah menjadi batu. Mereka diselamatkan oleh kucing tua bernama Jerolin.
Lima anak yang selamat
itu dibawa ke tempatnya yaitu di dasar sebuah danau tepatnya di dalam tempurung
kura-kura raksasa.
“Dimana ini..?” Seorang anak
laki-laki berumur 15 tahunan kebingungan, pandangannya beredar ke langit-langit.
Beberapa detik kemudian ketika ia kebingungan, secara ajaib datang 2 orang anak
laki-laki yang seumuran dengannya dan 2 orang anak perempuan seumuran dengannya
pula tepat disamping, dia terperanjat kaget, tak bisa berkomentar.
“Di-mana... Dimana ini...?” 4 Anak
itu bertanya atas dasar kebingungan serupa. Astaga, kenapa aku ada disini?
Apa yang telah terjadi? pikiran mereka mencoba mencerna.
Inilah awal perjalanan
mereka.
Ketika kebingungan-kebingungan akan
keberadaan mereka itu, datanglah seekor kucing tua dengan jenggot putih di
hadapan mereka lantas secara ajaib berubah menjadi kakek tua renta dengan
jenggot putih panjang, tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka. Mereka
terkejut bukan main, mata mereka membesar. Hei, ada kucing yang bisa berubah menjadi
manusia? benar-benar aneh, bagaimana mungkin?
Padahal tanpa mereka
sadari inilah awal keajaiban-keajaiban di luar logika akan menyelimuti
kehidupan mereka ke depannya, mereka adalah lima anak yang telah ditakdirkan
untuk menyelamatkan bumi.
“Selamat datang anak-anak..” Kakek
tua itu berkata lembut duduk di hadapan mereka, tentu saja mereka belum
mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi ini, dimana ini? Siapa pula kakek
tua di hadapan kami ini? Belum ada yang berkomentar, mereka masih shock akan semua itu.
“Tak usah takut anak-anak, kakek
akan menjelaskan semuanya, silahkan kalian duduk terlebih dahulu...” Kakek itu
mempersilahkan, lekukan bibir tuanya tak pernah hilang. Wajahnya begitu ramah, tenang dan damai. Rambut panjang putihnya terurai, dengan
baju putih panjang sampai ke kaki. Walaupun mereka masih bingung, mereka
menuruti, duduk dengan gemetaran.
“Bumi kalian telah diserang oleh Kingkong berkepala tiga yang bernama Gavin.,
Kalian pasti bingung
dengan semua ini, bukan?
Pasti kalian pikir bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk... Namun hal yang pasti
semua ini bukan mimpi dan kalian benar-benar termasuk dalam kondisi buruk
ini...” Kakek itu menjelaskan dengan santai.
“Jujur aku sangat tidak mengerti
dengan semua ini, namun sebelumnya aku memang melihat ada banyak monyet-monyet
berkeliaran di rumah kami. Ibuku
berubah menjadi batu setelah monyet itu meletakkan sesuatu ke kening ibu, aku
sangat panik dan berusaha mencari bantuan.
Ternyata di luar semua orang juga sudah menjadi batu.
Hingga tiba-tiba kucing tua terlihat dan secara tidak dimengerti aku sudah
berada disini..” Salah seorang diantara mereka angkat bicara. Menelan ludah.
Yang lainnya mengangguk, itu juga terjadi pada mereka semua.
“Itulah yang ingin kakek jelaskan
disini.. Pertama-tama bolehkah kakek tahu nama-nama kalian..?” Mata kakek
melihat satu-persatu wajah mereka.
“Aku Feri..” Anak laki-laki yang
berambut tegak memperkenalkan diri.
“Aku Vera..” Anak perempuan berambut
sepanjang bahu juga memperkenalkan diri.
“Aku Ling-Ling..” Beralih ke anak
perempuan bermata sipit dan berambut kepang dua. Bersuara halus.
“Aku Kosmo..” Anak laki-laki gendut
berkata, pandanganya masih beredar ke langit-langit ruangan, tak mengerti dengan
semua ini.
“Aku Andet...” Anak laki-laki
berkulit putih dan berambut panjang berkata datar.
“Andet?
Nama macam apa itu? Jelek sekali..” Kosmo setelah mendengar nama itu langsung
berkomentar.
Andet melirik sejenak ke arah Kosmo, tak
menghiraukan. “Hei sebenarnya aku tidak mengerti dengan semua ini, siapa kalian
semua dan dimana aku..” Dia meninggikan suara.
“Haiyaa.. Aku juga tidak mengerti
dimana ini? Mama.. Papa.. Mereka dalam bahaya” Ling-ling ikut berkomentar,
kedua mata bening sipitnya tak kuat menahan embun yang menggumpal, air mata
mengalir ke wajah.
“Aku kakek Jerolin.. Dan ini adalah
tempat kakek, kalian tidak usah takut,
disini aman..” Kakek tua memperkenalkan diri, mengelus jenggot putih. “Akan
kakek jelaskan apa yang sebenarnya terjadi..
“Dahulu ada seorang manusia yang
mempunyai kekuatan bisa bicara dengan hewan, namanya adalah Meara.
Kekuatan itu muncul berkat
bintang-bintang kecil berwarna-warni buatannya. Aku dan Gavin merupakan salah satu hewan yang paling ia
sayangi, dulunya aku adalah kucing biasa, dan Gavin adalah gorilla biasa. Meara
adalah wanita yang begitu baik. Sebenarnya
ada satu hewan lagi yang menjadi kesayangan Meara.. Tapi aku tidak bisa
mengatakan yang satu itu.
“Dengan Bintang putih kecil dia
meletakkannya di keningku dan lantas kakek bisa bicara dengannya dan mengerti
apa perkataanya, aku juga bisa menyelam sekaligus bernapas di air dan berubah
menjadi manusia.
“Sedangkan di kening Gavin
diletakkannya bintang transparan, lalu ia berubah menjadi gorilla tangguh dan
muncullah 3 kepala. awalnya Gavin adalah hewan baik... namun setelah beberapa
waktu berjalan, di benaknya muncul niat-niat jahat, dia ingin menguasai bumi
dan ingin menjadikan seluruh manusia menjadi gorilla. Untuk melakukan itu
semua ia butuh bintang hitam yang ada di kening Meara, agar dia bisa
menggunakan kekuatan bintang hitam itu.
“Rencana itu akhirnya diketahui oleh
Meara, karena dipastikan dia tidak akan mampu melawan Gavin, Meara sengaja
menghancurkan bintang hitam di keningnya.
Tapi dengan hancurnya bintang hitam itu, diapun
meninggal, bintang hitam itu terbagi menjadi 5 keping dan tidak tahu dimana
keberadaanya sekarang.
“Sebelum meninggal, Meara mengatakan kalau
kepingan bintang hitam tersebut akan berubah menjadi 5 makhluk yang aku tidak
tahu makhluk apa itu, nanti kakek akan cari tahu makhluk apa saja mereka. Dia
berpesan agar semua makhluk itu harus dikalahkan jika ingin mendapatkan kepingan
bintangnya, kepingan bintang hitam itu bisa digunakan untuk mengalahkan Gavin,
yaitu dengan menempelkannya di kening Gavin. Dia juga menyebarkan 5
bintang berbeda warna, yaitu merah,
kuning, hijau, biru, coklat ke sembarang arah. Meara mengatakan kalau bintang
itu akan menempel di sebuah janin, dan merekalah yang akan mampu melawan Gavin
serta makhluk-makhluk itu.. Sekarang sudah dipastikan bahwa kalianlah
orangnya...”
5 anak itu masih belum mengerti.
Omong kosong apa itu? Mana mungkin ada hal-hal aneh semacam itu. Namun faktanya
mereka tidak bisa menolak, hal-hal aneh sudah mereka saksikan sendiri, dunia
sudah menjadi gelap dan semua orang sudah menjadi batu.
“Bagaimana mungkin kami bisa
terpilih? lagi pula apa yang bisa meyakinkan bahwa kami adalah janin yang sudah
ditempelkan bintang itu..?” Feri bertanya, disetujui dengan anggukan yang
lainnya.
“Terlihat
ketika kalian tidak menjadi batu saat monyet-monyet itu menempelkan bintang
hitam di kening kalian..”
“Tunggu sebentar, bukankah kakek
barusan mengatakan kalau bintang hitam itu sudah dihancurkan? Lantas kenapa
monyet-monyet itu mempunyai bintang hitam di tangan mereka?” Vera memotong.
“Bintang hitam itu adalah buatan
Gavin, dia juga bisa berubah menjadi manusia.
Setelah Meara meninggal, dia memisahkan diri dan
menurut kabar yang aku ketahui dia membuat bintang hitam. Namun, bintang hitam itu tidak
sama dengan buatan Meara. Meskipun
begitu, bintang hitam itu
tetap ada gunanya, bintang hitam itu akan berefek pada hewan dan menjadikan
hewan apapun menjadi monyet untuk mengikuti perintahnya. Sedangkan pada manusia
bintang hitam itu akan berefek menjadi batu.
“Dengarkan, kalian hanya butuh waktu 1
bulan. Efek hitam pada batu itu akan membunuh manusia secara perlahan,
dan hingga waktunya tiba roh manusia akan dihisap oleh Patung gorilla raksasa
tersebut. Mereka sekarang tengah membuat gorilla raksasa itu, kalau kalian
terlambat maka bumi akan benar-benar dikuasai oleh Gavin..” Sekarang wajah
kakek tua itu berubah serius.
Meskipun
belum mengerti, mereka semua takut jika hal tersebut terjadi.
“Lantas apa yang mesti kami
lakukan...?” Kosmo membuka pertanyaan.
“Ikuti aku...” Kakek Tua itu kembali
menjadi kucing. Berjalan.
Bersambung...
Baca Episode 1 Novel Rainbow Star DISINI
No comments:
Post a Comment