LATIHAN
TAHAP KE DUA
Walaupun dunia telah terselamatkan
dari serangan Gavin, bukan berarti dunia telah aman, masih banyak musuh-musuh
yang mereka harus kalahkan. Meskipun tidak tahu musuh seperti apa, Jerolin terus mengantisipasi dengan
melanjutkan latihan untuk anak-anak pemegang Rainbow star.
Latihan tahap kedua ini adalah
mengembangkan kekuatan mereka. Berdasarkan buku panduan dari Meara, begitu banyak sekali
hal-hal yang harus dipelajari oleh mereka.
Vera, Feri, Ling-Ling, Andet dan
Kosmo berbaris di ruangan tempat pertama kali mereka kesini. Para zoodam
melayang di samping majikannya masing-masing.
“Zoodam-Zoodam milik kalian memerlukan
istirahat, kesehatan mereka mempengaruhi kesehatan kalian. Tempat istirahat mereka
adalah di dalam bintang di kening kalian.
“Untuk melakukan hal itu kalian
harus menenangkan energi dalam kalian terlebih dahulu”
Semua pemegang Rainbow Star duduk
bersila, Jerolin
mengarahkan supaya mereka belajar mengatur napas. Beberapa menit mereka
mengatur udara masuk. Pelajaran ini sama halnya dengan pelajaran sebelumnya,
sehingga tidaklah sulit bagi anak-anak pemegang Rainbow Star itu melakukannya.
“Bayangkan Zoodam kalian masuk ke dalam kening..”
Mereka semua membayangkannya, dan
berhasil. Semua zoodam bisa masuk ke kening mereka.
“Dengan begini kalian sudah mampu
menyuruh Zoodam untuk masuk ataupun keluar. Mereka juga bisa masuk dan keluar
kapan saja dengan kemauan mereka
sendiri. Ketika tenaga dalam kalian sudah menipis di waktu bertarung, kalian bisa
mengistiratkan Zoodam di kening supaya para Zoodam menyumbangkan energi
mereka..”
“Latihan untuk hari ini cukup sampai
disini, kalian boleh pulang terlebih dahulu. Besok akan kita lanjutkan” Kata kakek Jerolin. Mereka semua mengangguk
dan pulang.
Latihan keesokan harinya pun
dimulai. Mereka diajak Jerolin ke lapangan yang penuh rumput hijau rapi. Di tengah sana ada
beberapa pijakan dari batang pohon yang berukuruan satu meteran berjejer.
Jejeran dari pijakan itu cukup panjang, hal itu memberikan pertanyaan besar bagi anak-anak itu.
Apa yang ingin kakek Jerolin lakukan pada pijakan-pijakan itu?
Jerolin membawa dua ember di
tangannya.
“Di arah sana terdapat sungai..” Jerolin
menunjuk ujung barisan pijakan. “Dan kalian harus mengambil air di ujung sana
melewati pijakan-pijakan ini dan penuhi ember besar ini..” Jerolin menunjuk
ember besar.
“Ingat! Dalam proses latihan kali
ini, kalian tak boleh menggunakan kekuatan untuk menyelesaikannya”
Kelima pemegang Rainbow star tak percaya
atas latihan kali ini. Ini
latihan yang sungguh berat, apalagi mengingat mereka tidak boleh melakukan
kekuatan.
“Latihan ini semacam latihan kungfu”
Kata Feri di dalam hati. Meskipun ia sering latihan bela-diri tapi ia belum
pernah mencoba latihan seperti ini.
“Haiyaa.. Apakah perempuan seperti
kami harus ikut latihan ini, kek?”
Ling-Ling nampak tak
terima.
Jerolin mengangguk “Latihan ini
berguna meningkatkan tenaga dalam kalian.. Dan latihan ini masih jauh lebih
ringan karena kalian akan menghadapi
musuh yang jauh
lebih tangguh dibanding Gavin”
“Aku tidak mau ikut latihan ini..
Dan aku juga tidak mau menerima kekuatan ini..” Andet membuka suara. Seluruh pandangan beralih ke arahnya.
Jerolin
terdiam sesaat.
“Mau
tidak mau kalian telah terpilih, bisa dikatakan bahwa ini takdir kalian. Jika
kalian tidak berlatih untuk meningkatkan dan mengendalikan kemampuan kalian,
semuanya akan bertambah kacau.” Jerolin
berkata setelah terdiam sejenak.
Yang
lain terdiam mendengar perkataan Jerolin, Andet menahan amarah.
“Silahkan kalian berlatih..” Kata
Jerolin, lantas ia pun menghilang.
“Apakah kita harus mengerjakan ini?”
Tanya Kosmo.
“Akan lebih baik jika pertanyaan
apakah diganti dengan kata ‘kerjakan saja’!” Vera sudah terlebih dahulu
menyambar dua ember dan menaiki pijakan. Melompatinya selangkah demi selangkah.
Ketika sampai di sungai, Vera langsung memenuhi ember dan kembali melangkahi
pijakan tinggi. Wanita tomboy itu tertatih-tatih, sesekali ia seakan terhuyung ke bawah dan dengan
susah payah, perlahan-demi perlahan
akhirnya dua ember air pun sampai, langsung diisikan ke air besar.
“Kau keren Vera” Seru Feri. Vera
turun dan melemparkan ember
“Sekarang giliran kalian..” Katanya
tak memperdulikan pujian Feri barusan.
Ling-Ling cepat mengambil dua ember
itu, ia tak mau tersaingi oleh wanita tomboy ini lagi.
“Haiyaa.. Aku bisa mengisi ember ini
tanpa harus bersusah payah melakukan ini” Ling-Ling memutuskan, ia melempar
ember dan mengendalikan air di seberang menggunakan hydrokinesis element. Dalam sekejap ember besar itu sudah terisi
penuh (Ling-Ling Lupa kalau ia tidak boleh menggunakan kekuatan kinesis untuk
latihan kali ini).
“Yuhu.. Kau hebat Ling-Ling” Kosmo
berseru. Ling-Ling nyengir mengibaskan rambut panjangnya dengan tanda yang
hendak ia katakan ‘aku tidak kalah dengan si Vera’.
Tapi suatu keanehan mulai terjadi. Persis setelah Ling-Ling melakukan itu,
Dari bawah tanah tiba-tiba muncul beberapa pohon yang langsung membesar. Guncangan dahsyat menggoyang tanah
disitu. Mereka berlima mulai khawatir, Kosmo, Feri dan Ling-Ling terlihat
begitu tegang.
“Apa yang terjadi?” Kosmo Panik.
Sekejap tempat yang tadinya lapangan
telah berubah menjadi hutan. Dan ternyata pohon-pohon itu bukanlah pohon biasa.
Pohon-Pohon itu adalah monster yang bisa
bergerak. Mereka semua mulai terkepung.
“Haiyaa... Kakek Jerolin dimana?”
Ling-Ling ketakutan.
Pohon-Pohon mulai bergerak hendak
menyerbu. Vera dan Andet sudah cepat bergerak, mereka mengambil senjata pusaka
masing-masing. Memotong beberapa dahan
pohon.
“Kita juga harus membantu mereka..”
Kata Feri. Dia memanggil Lion dan terbang.
“Darimana datangnya monster-monster
pohon ini?” Ucap Feri, ia mengeluarkan toya dan memukul dahan-dahan pohon
bergerak.
Ling-Ling dan Kosmo ikut bergerak,
meskipun sedikit ketakutan mereka tahu bahwa mereka harus melawan. Kosmo mengeluarkan
Kapak. Ling-Ling memanggil
Fly-Fly, menungganginya.
Meskipun mereka melawan, tidak
berapa lama keadaan mulai tidak terkendali. Pohon-Pohon bergerak semakin
banyak. Ling-Ling dan Fly-Fly telah terlebih dahulu terikat oleh akar pohon.
Untungnya Vera cepat membantu, memotongi akar-akar itu.
“Bukankah ini tempat kakek Jerolin?
Itu berarti kita bisa pergi dari sini” Kata Vera. Grin sudah keluar dipanggil
Vera. Vera menungganginya dan mencoba melarikan diri.
Rencana
itu gagal. Sesuatu kembali datang, sekarang dinding kotak muncul dan mengurung
mereka.
“Apa lagi sekarang?” Feri turun dari
punggung Lion.
“Sepertinya ada yang sengaja
mengurung kita disini” Kata Lion.
“Tapi siapa?” Tanya Feri.
Setelah
pertanyaan itu terlontar, semua Zoodam tiba-tiba menghilang. Mereka kembali
terkejut untuk kesekian kalinya. Mereka tak sempat untuk memikirkan apa yang
sebenarnya terjadi,
karena seluruh pohon-pohon sudah kembali menyerang. Kelima pemegang Rainbow
Star bersiap mengeluarkan kinesis masing-masing. Tapi semuanya gagal
melakukannya, kekuatan kinesis mereka tak bisa dikeluarkan.
“Kekuatan kita tidak bisa keluar?”
Mata sipit Ling-Ling membesar.
“Sepertinya dinding ini menyerap
energi dalam kita” Vera berkata sembari mengelak dari serangan monster pohon.
“Kita lawan mereka tanpa kekuatan
itu..” Andet berkata, menebas beberapa pohon. Yang lainnya mengangguk.
***
Gavin yang telah berhasil kabur dari
serangan Jerolin dan para pemegang Rainbow star mengalami luka yang cukup
parah. Ia kembali ke lokasi persembunyiaannya
di tempat antah berantah. Seseorang
yang mengenakan jubah putih keluar dari mulutnya. Dengan kekuatannya, Gavin disembuhkan.
Gavin berterima kasih.
“Apakah kau punya rencana lain?”
Pemakai jubah putih bertanya.
Gavin menunduk (Sebagai
penghormatan), “Tentu saja tuan. Aku punya banyak rencana..” Gavin berkata.
Sementara Gavin menyiapkan rencana
barunya. Para pemegang Rainbow Star masih mengalami kesulitan di sana. Mereka
menghajar beberapa monster pohon. Berkali-kali pula mereka mendapat serangan.
Kosmo dan Ling-Ling telah terpental beberapa kali, tanpa energi dalam mereka
berdua memang yang paling lemah.
“Kita harus menghancurkan dinding
ini..” Andet berkata sedikit mundur, mengatur napas yang mulai tersenggal. Tanpa banyak perkataan lagi, Vera
sudah terlebih dahulu menebas dinding menggunakan gading putih.
“Tapi ini sangatlah keras” Katanya.
“Aku akan menghalangi mereka, kalian
hancurkan dinding itu” Feri berkata. Memanjangkan tongkat menyerang kumpulan
monster pohon sendiri. Mereka mengangguk, langsung berbalik, mencoba
menghancurkan dinding.
“Dalam keadaan seperti ini aku
sebenarnya membutuhkan kau,
Lion” Kata Feri di dalam hati, “Kenapa kau tak menjawab kata hatiku seperti
biasanya.. Dimana kau!”
Beberapa pohon berhasil ditumbangkan
oleh Feri, meskipun beberapa kali juga ia terkena hantaman. Feri terus mencoba
mengalihkan perhatian monster pohon.
“Dinding macam apa ini? Seperti
besi..” Kosmo kelelahan.
“Dinding ini pasti punya titik lemahnya” Andet
mengedarkan pandangan. Memikirkan sesuatu yang mungkin berhubungan dengan
dinding ini. Tak
perlu waktu yang terlalu lama Andet sepertinya menemukannya.
“Semua ini pasti ada hubungannya
dengan perintah kakek Jerolin” Pikirnya.
“Kalian tetap disini..” Andet
langsung berlarian diantara pohon-pohon. Feri terus menghalangi monster pohon.
Setelah sampai,
Andet mengambil ember dan mengisinya dengan air. Kembali berlarian. Ia
melemparkan air itu ke dinding. Terjadilah sesuatu.
“Dugaanku benar.. Kalian semua cepat
ambil air dan
lemparkan ke dinding itu” Andet berteriak. Mereka mengangguk, bergegas
mengambil air dengan apa saja. Vera dan Andet mendorong ember besar yang telah
terisi air penuh. Berat, tapi dengan gotong royong mereka mampu membawanya.
Mereka langsung menyiramkan air ke arah dinding.
Dinding itupun mulai terkikis dan meleleh terkena semburan air.
“Yeahhh... Berhasil” Ling-Ling
berlonjak girang. Sedangkan Feri terpental jauh oleh Pohon Monster. Beruntung
Vera menahannya dengan lilitan tumbuhan.
“Kekuatanku kembali lagi..”
Yang lainnya juga mencoba. “Benar.
Kekuatanku juga kembali” Kata Kosmo yang telah membuat satu pohon monster
terpelanting. Dan energinya kali ini jauh lebih kuat.
“Hydrokinesis
Element! Wall” Ling-Ling mengucapkan kinesis
level duanya, monster-monster itu terkurung di dalamnya.
“Hanya tinggal kau yang belum
mengaktifkan kinesis level dua, Kosmo” Dabo keluar dari kening Kosmo.
Zoodam-Zoodam yang lain juga keluar dari kening pemiliknya masing-masing.
“Fly-Fly !! Aku pikir aku tidak bisa
bertemu denganmu lagi..” Ling-Ling langsung memeluk kupu-kupu bersayap air
miliknya.
“Sekarang tidak ada alasan lagi
untuk kalah melawan mereka..” Vera berkata penuh semangat. Ia sudah
memanjangkan tanaman runcing untuk menusuk beberapa pohon monster yang
terkurung di dinding air. Pohon-Pohon itupun hilang. Feri, Andet dan Kosmo
juga tak mau ketinggalan, mereka merasa kalau energi dalam mereka semakin kuat.
Dengan kekuatan masing-masing mereka menghajar monster pohon. Satu persatu
pohon monster pun menghilang.
Beberapa
jam kemudian.
“Haiyaa..
akhirnya selesai juga” Ling-Ling terhenyak ke tanah. Yang lainnya juga merasa
lega, ikut terduduk di tanah. Jerolin muncul di hadapan mereka.
“Latihan
tahap ke dua kalian sudah selesai dikerjakan” Katanya tersenyum.
Mereka menoleh satu sama lain.
Hening sejenak. Tersenyum. Baru mengerti bahwa semua ini sudah direncanakan
oleh kakek Jerolin.
Baca Juga Episode sebelumnya DISINI