Friday, April 28, 2017

Episode 16 Novel Rainbow Star

*      LATIHAN TAHAP KE DUA



            Walaupun dunia telah terselamatkan dari serangan Gavin, bukan berarti dunia telah aman, masih banyak musuh-musuh yang mereka harus kalahkan. Meskipun tidak tahu musuh seperti apa, Jerolin terus mengantisipasi dengan melanjutkan latihan untuk anak-anak pemegang Rainbow star.

            Latihan tahap kedua ini adalah mengembangkan kekuatan mereka. Berdasarkan buku panduan dari Meara, begitu banyak sekali hal-hal yang harus dipelajari oleh mereka.

            Vera, Feri, Ling-Ling, Andet dan Kosmo berbaris di ruangan tempat pertama kali mereka kesini. Para zoodam melayang di samping majikannya masing-masing.

            “Zoodam-Zoodam milik kalian memerlukan istirahat, kesehatan mereka mempengaruhi kesehatan kalian. Tempat istirahat mereka adalah di dalam bintang di kening kalian.

            “Untuk melakukan hal itu kalian harus menenangkan energi dalam kalian terlebih dahulu”
            Semua pemegang Rainbow Star duduk bersila, Jerolin mengarahkan supaya mereka belajar mengatur napas. Beberapa menit mereka mengatur udara masuk. Pelajaran ini sama halnya dengan pelajaran sebelumnya, sehingga tidaklah sulit bagi anak-anak pemegang Rainbow Star itu melakukannya.

            “Bayangkan Zoodam kalian masuk ke dalam kening..”

            Mereka semua membayangkannya, dan berhasil. Semua zoodam bisa masuk ke kening mereka.

            “Dengan begini kalian sudah mampu menyuruh Zoodam untuk masuk ataupun keluar. Mereka juga bisa masuk dan keluar kapan saja dengan  kemauan mereka sendiri. Ketika tenaga dalam kalian sudah menipis di waktu bertarung, kalian bisa mengistiratkan Zoodam di kening supaya para Zoodam menyumbangkan energi mereka..”

            “Latihan untuk hari ini cukup sampai disini, kalian boleh pulang terlebih dahulu. Besok akan kita lanjutkan” Kata kakek Jerolin. Mereka semua mengangguk dan pulang.

            Latihan keesokan harinya pun dimulai. Mereka diajak Jerolin ke lapangan yang penuh rumput hijau rapi. Di tengah sana ada beberapa pijakan dari batang pohon yang berukuruan satu meteran berjejer. Jejeran dari pijakan itu cukup panjang, hal itu memberikan pertanyaan besar bagi anak-anak itu. Apa yang ingin kakek Jerolin lakukan pada pijakan-pijakan itu?

            Jerolin membawa dua ember di tangannya.

            “Di arah sana terdapat sungai..” Jerolin menunjuk ujung barisan pijakan. “Dan kalian harus mengambil air di ujung sana melewati pijakan-pijakan ini dan penuhi ember besar ini..” Jerolin menunjuk ember besar.

            “Ingat! Dalam proses latihan kali ini, kalian tak boleh menggunakan kekuatan untuk menyelesaikannya”

            Kelima pemegang Rainbow star tak percaya atas latihan kali ini. Ini latihan yang sungguh berat, apalagi mengingat mereka tidak boleh melakukan kekuatan.

            “Latihan ini semacam latihan kungfu” Kata Feri di dalam hati. Meskipun ia sering latihan bela-diri tapi ia belum pernah mencoba latihan seperti ini.

            “Haiyaa.. Apakah perempuan seperti kami harus ikut latihan ini, kek?” Ling-Ling nampak tak terima.

            Jerolin mengangguk “Latihan ini berguna meningkatkan tenaga dalam kalian.. Dan latihan ini masih jauh lebih ringan karena kalian akan menghadapi  musuh yang jauh lebih tangguh dibanding Gavin”

            “Aku tidak mau ikut latihan ini.. Dan aku juga tidak mau menerima kekuatan ini..” Andet membuka suara. Seluruh pandangan beralih ke arahnya.

Jerolin terdiam sesaat.

“Mau tidak mau kalian telah terpilih, bisa dikatakan bahwa ini takdir kalian. Jika kalian tidak berlatih untuk meningkatkan dan mengendalikan kemampuan kalian, semuanya akan bertambah kacau.” Jerolin berkata setelah terdiam sejenak.

Yang lain terdiam mendengar perkataan Jerolin, Andet menahan amarah.

            “Silahkan kalian berlatih..” Kata Jerolin, lantas ia pun menghilang.

            “Apakah kita harus mengerjakan ini?” Tanya Kosmo.

            “Akan lebih baik jika pertanyaan apakah diganti dengan kata ‘kerjakan saja’!” Vera sudah terlebih dahulu menyambar dua ember dan menaiki pijakan. Melompatinya selangkah demi selangkah. Ketika sampai di sungai, Vera langsung memenuhi ember dan kembali melangkahi pijakan tinggi. Wanita tomboy itu tertatih-tatih, sesekali ia seakan terhuyung ke bawah dan dengan susah payah, perlahan-demi perlahan akhirnya dua ember air pun sampai, langsung diisikan ke air besar.

            “Kau keren Vera” Seru Feri. Vera turun dan melemparkan ember

            “Sekarang giliran kalian..” Katanya tak memperdulikan pujian Feri barusan.

            Ling-Ling cepat mengambil dua ember itu, ia tak mau tersaingi oleh wanita tomboy ini lagi.

            “Haiyaa.. Aku bisa mengisi ember ini tanpa harus bersusah payah melakukan ini” Ling-Ling memutuskan, ia melempar ember dan mengendalikan air di seberang menggunakan hydrokinesis element. Dalam sekejap ember besar itu sudah terisi penuh (Ling-Ling Lupa kalau ia tidak boleh menggunakan kekuatan kinesis untuk latihan kali ini).

            “Yuhu.. Kau hebat Ling-Ling” Kosmo berseru. Ling-Ling nyengir mengibaskan rambut panjangnya dengan tanda yang hendak ia katakan ‘aku tidak kalah dengan si Vera’.

            Tapi suatu keanehan mulai terjadi. Persis setelah Ling-Ling melakukan itu, Dari bawah tanah tiba-tiba muncul beberapa pohon yang langsung membesar. Guncangan dahsyat menggoyang tanah disitu. Mereka berlima mulai khawatir, Kosmo, Feri dan Ling-Ling terlihat begitu tegang.

            “Apa yang terjadi?” Kosmo Panik.

            Sekejap tempat yang tadinya lapangan telah berubah menjadi hutan. Dan ternyata pohon-pohon itu bukanlah pohon biasa. Pohon-Pohon itu adalah monster yang bisa bergerak. Mereka semua mulai terkepung.

            “Haiyaa... Kakek Jerolin dimana?” Ling-Ling ketakutan.

            Pohon-Pohon mulai bergerak hendak menyerbu. Vera dan Andet sudah cepat bergerak, mereka mengambil senjata pusaka masing-masing. Memotong beberapa dahan pohon.

            “Kita juga harus membantu mereka..” Kata Feri. Dia memanggil Lion dan terbang.

            “Darimana datangnya monster-monster pohon ini?” Ucap Feri, ia mengeluarkan toya dan memukul dahan-dahan pohon bergerak.

            Ling-Ling dan Kosmo ikut bergerak, meskipun sedikit ketakutan mereka tahu bahwa mereka harus melawan. Kosmo mengeluarkan Kapak. Ling-Ling memanggil Fly-Fly, menungganginya.

            Meskipun mereka melawan, tidak berapa lama keadaan mulai tidak terkendali. Pohon-Pohon bergerak semakin banyak. Ling-Ling dan Fly-Fly telah terlebih dahulu terikat oleh akar pohon. Untungnya Vera cepat membantu, memotongi akar-akar itu.

            “Bukankah ini tempat kakek Jerolin? Itu berarti kita bisa pergi dari sini” Kata Vera. Grin sudah keluar dipanggil Vera. Vera menungganginya dan mencoba melarikan diri.

Rencana itu gagal. Sesuatu kembali datang, sekarang dinding kotak muncul dan mengurung mereka.

            “Apa lagi sekarang?” Feri turun dari punggung Lion.

            “Sepertinya ada yang sengaja mengurung kita disini” Kata Lion.

            “Tapi siapa?” Tanya Feri.

Setelah pertanyaan itu terlontar, semua Zoodam tiba-tiba menghilang. Mereka kembali terkejut untuk kesekian kalinya. Mereka tak sempat untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, karena seluruh pohon-pohon sudah kembali menyerang. Kelima pemegang Rainbow Star bersiap mengeluarkan kinesis masing-masing. Tapi semuanya gagal melakukannya, kekuatan kinesis mereka tak bisa dikeluarkan.

            “Kekuatan kita tidak bisa keluar?” Mata sipit Ling-Ling membesar.

            “Sepertinya dinding ini menyerap energi dalam kita” Vera berkata sembari mengelak dari serangan monster pohon.

            “Kita lawan mereka tanpa kekuatan itu..” Andet berkata, menebas beberapa pohon. Yang lainnya mengangguk.

***

            Gavin yang telah berhasil kabur dari serangan Jerolin dan para pemegang Rainbow star mengalami luka yang cukup parah. Ia kembali ke lokasi persembunyiaannya di tempat antah berantah. Seseorang yang mengenakan jubah putih keluar dari mulutnya. Dengan kekuatannya, Gavin disembuhkan. Gavin berterima kasih.

            “Apakah kau punya rencana lain?” Pemakai jubah putih bertanya.

            Gavin menunduk (Sebagai penghormatan), “Tentu saja tuan. Aku punya banyak rencana..” Gavin berkata.

            Sementara Gavin menyiapkan rencana barunya. Para pemegang Rainbow Star masih mengalami kesulitan di sana. Mereka menghajar beberapa monster pohon. Berkali-kali pula mereka mendapat serangan. Kosmo dan Ling-Ling telah terpental beberapa kali, tanpa energi dalam mereka berdua memang yang paling lemah.

            “Kita harus menghancurkan dinding ini..” Andet berkata sedikit mundur, mengatur napas yang mulai tersenggal. Tanpa banyak perkataan lagi, Vera sudah terlebih dahulu menebas dinding menggunakan gading putih.

            “Tapi ini sangatlah keras” Katanya.

            “Aku akan menghalangi mereka, kalian hancurkan dinding itu” Feri berkata. Memanjangkan tongkat menyerang kumpulan monster pohon sendiri. Mereka mengangguk, langsung berbalik, mencoba menghancurkan dinding.

            “Dalam keadaan seperti ini aku sebenarnya membutuhkan kau, Lion” Kata Feri di dalam hati, “Kenapa kau tak menjawab kata hatiku seperti biasanya.. Dimana kau!”

            Beberapa pohon berhasil ditumbangkan oleh Feri, meskipun beberapa kali juga ia terkena hantaman. Feri terus mencoba mengalihkan perhatian monster pohon.

            “Dinding macam apa ini? Seperti besi..” Kosmo kelelahan.

            “Dinding ini pasti punya titik lemahnya” Andet mengedarkan pandangan. Memikirkan sesuatu yang mungkin berhubungan dengan dinding ini. Tak perlu waktu yang terlalu lama Andet sepertinya menemukannya.

            “Semua ini pasti ada hubungannya dengan perintah kakek Jerolin” Pikirnya.

            “Kalian tetap disini..” Andet langsung berlarian diantara pohon-pohon. Feri terus menghalangi monster pohon. Setelah sampai, Andet mengambil ember dan mengisinya dengan air. Kembali berlarian. Ia melemparkan air itu ke dinding. Terjadilah sesuatu.

            “Dugaanku benar.. Kalian semua cepat ambil air dan lemparkan ke dinding itu” Andet berteriak. Mereka mengangguk, bergegas mengambil air dengan apa saja. Vera dan Andet mendorong ember besar yang telah terisi air penuh. Berat, tapi dengan gotong royong mereka mampu membawanya. Mereka langsung menyiramkan air ke arah dinding. Dinding itupun mulai terkikis dan meleleh terkena semburan air.

            “Yeahhh... Berhasil” Ling-Ling berlonjak girang. Sedangkan Feri terpental jauh oleh Pohon Monster. Beruntung Vera menahannya dengan lilitan tumbuhan.

            “Kekuatanku kembali lagi..”

            Yang lainnya juga mencoba. “Benar. Kekuatanku juga kembali” Kata Kosmo yang telah membuat satu pohon monster terpelanting. Dan energinya kali ini jauh lebih kuat.

            “Hydrokinesis Element! Wall” Ling-Ling mengucapkan kinesis level duanya, monster-monster itu terkurung di dalamnya.

            “Hanya tinggal kau yang belum mengaktifkan kinesis level dua, Kosmo” Dabo keluar dari kening Kosmo. Zoodam-Zoodam yang lain juga keluar dari kening pemiliknya masing-masing.

            “Fly-Fly !! Aku pikir aku tidak bisa bertemu denganmu lagi..” Ling-Ling langsung memeluk kupu-kupu bersayap air miliknya.

            “Sekarang tidak ada alasan lagi untuk kalah melawan mereka..” Vera berkata penuh semangat. Ia sudah memanjangkan tanaman runcing untuk menusuk beberapa pohon monster yang terkurung di dinding air. Pohon-Pohon itupun hilang. Feri, Andet dan Kosmo juga tak mau ketinggalan, mereka merasa kalau energi dalam mereka semakin kuat. Dengan kekuatan masing-masing mereka menghajar monster pohon. Satu persatu pohon monster pun menghilang.

            Beberapa jam kemudian.

“Haiyaa.. akhirnya selesai juga” Ling-Ling terhenyak ke tanah. Yang lainnya juga merasa lega, ikut terduduk di tanah. Jerolin muncul di hadapan mereka.

      “Latihan tahap ke dua kalian sudah selesai dikerjakan” Katanya tersenyum.

            Mereka menoleh satu sama lain. Hening sejenak. Tersenyum. Baru mengerti bahwa semua ini sudah direncanakan oleh kakek Jerolin.

Baca Juga Episode sebelumnya DISINI

No comments:

Post a Comment