Saturday, April 8, 2017

Episode 12 Novel Rainbow Star

*      BANTUAN DATANG-1
           


            Sekujur tubuh Kosmo sudah bermandikan keringat, Dabo juga sedikit kehilangan tenaga dalam menghadapi makhluk yang bernama Kraken. Sudah berjam-jam Kosmo dan Dabo melawan si Gurita raksasa. Selama itu mereka kebanyakan hanya menghindar karena tak berdaya melawan. Kosmo mengikuti apa yang dikatakan oleh kakek Jerolin, ia membentuk bola angin kecil, mengarahkanya ke cincin. Satu buah kapak besar muncul di tangan Kosmo. Dengan gesit kosmo melompat, mengarahkan kapak ke tubuh Kraken, Kraken menangkis dengan tangannya, akibatnya tangan gurita itu terputus. Gurita raksasa berteriak kesakitan.

            “Haha.. Rasakan itu Makhluk gendut” Kosmo sedikit tertawa. Napasnya semakin tak beraturan

            “Kau juga sama gendutnya..” Dabo berkomentar.

            “Setidaknya aku tidak sejelek dia..” Kosmo memecah rasa lelah dengan sedikit gurauan.
            Hanya saja putusnya tentakel Kraken tersebut memancing kemarahan dari si gurita raksasa. Kraken lalu menyemburkan tinta ke sembarang arah. Seluruh tanaman hancur seketika ketika tersentuh tinta dari kraken tersebut. Dabo bertindak cepat, ia membesarkan tubuhnya dan segera membawa Kosmo mengudara. Sedikit tetesan tinta menyentuh kulit Kosmo, Kosmo memekik kesakitan. Mengibas-ngibaskan tangannya.

            Kosmo hendak kembali menyerang, namun masalahnya tenaganya sendiri sudah tidak sanggup lagi menahan. Perutnya yang dari tadi meronta sudah tak mampu menekan rasa lapar, hal itu juga berdampak pada zoodamnya. Akhirnya Dabo kehilangan daya terbang, ia terjun bebas ke bawah.

            “Aaaaaaa!!” Kosmo berteriak. Matanya terpejam mengusir rasa takut. Sejurus berlalu Dabo dan Kosmo sudah berdebam jatuh, seluruh tubuh mereka menjadi basah kuyup. “Aku sangat lapar..” Kosmo terkapar tak berdaya, pandangannya mulai berkunang-kunang, sementara kraken sudah hendak kembali menyerang, tentakel-tentakelnya kembali bersiap menyerang persis di atas tubuh Dabo dan Kosmo. Mata Kosmo membulat, “Apakah ini akhir dari hidupku..!” ia sudah pasrah atas kemungkinan yang akan terjadi. Tentakel-Tentakel Gurita raksasa itu membelah udara menghampiri Kosmo. Beberapa detik berlalu, tinggal beberapa senti tangan raksasa tersebut meremukkan tubuh, dikala mata Kosmo terpejam, jantungnya berdegup cepat dan kencang, nasib baik hadir menemuinya. Kehadiran Vera menyelamatkan hidupnya, tangan-tangan gurita raksasa sudah ditahan oleh lilitan tanaman.

            “Kau baik-baik saja bocah gendut...?” Vera menanyai dari udara sembari mengendalikan Chlorokinesis untuk mengikat Kraken.

            “Dasar lemah!” Grin berkata meremehkan Kosmo dan Dabo.

            Kosmo membuka perlahan katup mata, terlihat samar-samar makhluk hijau dan wanita tomboy di udara. Ia menyadari bahwa itu adalah Vera dan Grin. Bibir Kosmo merekah, “Syukurlah!!” Katanya di dalam hati.

            Kraken tak hanya berdiam diri mengetahui kalau sudah ada yang menyerangnya. Tenaganya yang kuat dengan mudah memutuskan tanaman-tanaman merambat itu. Sekarang ia tidak bernafsu lagi membunuh Kosmo, Vera-lah yang menjadi sasaran berikutnya. Vera cepat menyambar Kosmo dan Dabo terlebih dahulu membawa mereka ke lokasi yang aman, jauh dari Kraken.
           
***

            “Terimakasih Vera..!”

            Vera mengangguk, memberikan buah pisang ke Kosmo. Mata Kosmo berbinar-binar mengambil buah pisang itu, tanpa menunggu lama ia mengupas dan langsung melahap. Keberadaan mereka sekarang sudah jauh dari Kraken, namun masih disekitar rawa-rawa. Mereka duduk di atas batu besar.

            “Kau tahu, ini adalah makanan terlezat yang pernah aku makan.. Bahkan buah pisang pun dapat menjadi makanan yang begitu lezat dikala kelaparan..” Mata Kosmo berembun. “Ha-mphir shaja aku mhati kelhapharhan..” Kosmo berkata sembari mengunyah pisang. Meneguk. “Kau sendiri, bagaimana dengan tugasmu..?”

            “Aku sudah mengalahkan zombie itu.. Sekarang jelaskan padaku, apa kelemahan dari Makhluk gurita tersebut..”

            Kosmopun mengatakan sesuai apa yang ia ketahui dari Kakek Jerolin.

            Setelah Vera mengerti penjelasan dari Kosmo, dan setelah tenaga Kosmo pun sudah kembali bersemangat. Mereka kembali menuju ke lokasi Kraken untuk segera mengalahkan Kraken. Dengan dua kekuatan yang bersatu seharusnya mengalahkan gurita raksasa itu menjadi lebih mudah.
            Setelah sampai, tidak tampak keberadaan Kraken di tempat sebelumnya.

            “Kemana ia pergi..” Selidik Vera.

            “Ia bersembunyi di dalam rawa-rawa..” Jawab Grin.

            Benar saja, tidak lama mereka sampai, Kraken kembali muncul. Makhluk gurita itu sungguh sensitif atas kehadiran manusia. Tidak mau menunggu lama, Vera memainkan Gading putih, dari udara ia mencoba menyerang mulut Kraken. Namun tidak mudah untuk mengenai kelemahan kraken tersebut, delapan tangannya siap menyerang siapapun yang berani mendekat. Tinta racunnya pun menjadi penghalang yang sulit untuk mendekati kelemahannya itu. Kosmo mengeluarkan kapak dari cincinnya, berkali-kali kapak tersebut di ayunkan, tangan Kraken putus beberapa kali. Meskipun putus, tidak berapa lama tangan gurita raksasa itu tumbuh kembali.

            “Makhluk yang sangat menyebalkan..” Vera mendesis. Sesekali ia mengeluarkan kekuatan tumbuhan, namun itu tidak membantu banyak. Kulit-kulit kraken terlalu tebal untuk ditembus oleh runcing ujung tanamannya tersebut. Serangan dari kraken berikutnya berhasil mengenai Vera dan Grin, mereka terkena hantaman tangan Kraken. Vera dan Grin terpental sangat Jauh.

            “Aerokinesis Element..” Giliran Kosmo menyerang. Berhasil. Kraken terpelanting oleh kekuatan angin kencang.

            “Anak gendut itu lumayan juga..” Vera berkomentar. Berdiri kembali, memperbaiki anak rambut. Jubah hijaunya telah basah kuyup.

            Serangan Kosmo barusan hanya membuat tubuh Kraken terpelanting cukup jauh, namun tidak melukainya. Kraken bangkit kembali. Memulai serangan berikutnya, satu tentakel gurita raksasa tersebut mengarah ke Kosmo. Kosmo mengelak. Serangan mengenai air, saking keras serangannya membuat air dan licak berkecipak ke udara, membentuk semacam siring. Tak cukup sampai disitu, tangan lain dari kraken ikut menjadi serangan berikutnya, lagi-lagi Kosmo mengelak. Belum berhenti, serangan bertubi-tubi datang menghampiri Kosmo, untungnya Dabo dan Kosmo mampu menahan serangan itu dengan kekuatan angin.

            Tumbuh-tumbuhan merambat hadir melilit tubuh Kraken. Vera telah mengendalikannya dari jarak jauh. Pergerakan Kraken terhenti. Melihat hal itu Vera cepat menaiki tubuh Grin dan berusaha menyerang mulut Kraken menggunakan senjata pusaka miliknya. Grin cepat mendekati mulut kraken, ketika Vera sudah hampir menyayat mulut kraken, sialnya tinta racun disemburkan oleh Kraken, Vera mengelak. Muncul asap dari pertemuan air dan tinta kraken.

            “Berarti tinta itu benar-benar berbahaya..” Vera berkata dalam hati.

            Lilitan tumbuhan dari Vera tidak bertahan lama, beberapa detik kemudian Kraken memutus leburkan tumbuhan itu. Setelahnya Kraken kembali menghilang, masuk ke dalam air yang tidak seberapa dalamnya tersebut. Vera turun dari punggung Grin, mencari dimana keberadaan dari gurita raksasa. Sejurus berlalu Dabo berteriak “Dibawah..!!”. Kosmo sudah hendak mengelak. Terlambat. Kraken sudah menyerangnya dari bawah dengan putaran layaknya gasing. Kosmo terpental ke atas, Dabo cepat terbang menyambarnya.

            “Kau tidak apa?” Dabo bertanya. Kosmo mengangguk.

            “Kita harus membuat rencana..” Katanya. Kosmo menyuruh Dabo menghampiri Vera. Setelah berada di dekat Vera, Kosmo mengutarakan rencana yang ingin dilakukannya. Vera menyetujui.

            Rencana mulai dilaksanakan. Kosmo terbang menunggangi Dabo menghampiri Kraken, melihat hal itu Kraken cepat menangkap mereka. Kosmo dan dabo sekarang sudah berada di genggaman gurita raksasa tersebut, tanpa menunggu lama lagi Kraken langsung menelan Kosmo dan Dabo.

            “Aaaa!!” Kosmo dan Dabo memekik bersamaan.

            Gigi-gigi yang lumayan besar dan runcing terlihat berjejer, liur berlendir yang amis membalut tubuh Kosmo dan Dabo yang telah bersemayam di dalam mulut Gurita raksasa. Lidah kraken terasa empuk dan licin. Terlihat agak gelap dan terasa hangat disana.

            “Menjijikkan!!” Kosmo mendengus sembari menutup hidung. Beberapa detik kemudian mulut itu bergoyang hebat, tubuh kosmo serasa digoncang-goncang, lalu pijakan serasa memaksa mendorong Kosmo dan Dabo untuk pergi ke bawah, nampaknya Kraken tengah menelan mereka hidup-hidup. Mereka meluncur ke bawah, Kembali mereka berteriak.

Sekarang mereka sudah berada di lambung, dimana air-air menjijikkan bergelinang. Terlihat ada beberapa tulang belulang hewan yang mulai hancur, sekejap tulang-tulang itu juga mulai larut oleh zat asam pencernaan Kraken.

            “Apakah rencanamu ini akan berhasil?” Dabo mulai harap cemas. Sebetulnya ada sesuatu hal aneh terjadi dalam diri Kosmo, kepalanya sedikit terasa berdenyut sakit, Kosmo menghiraukan, kembali melancarkan rencana.

            “Aerokinesis Element..” Kosmo mengeluarkan kekuatan udara. Energi dari kekuatan itu diperbesar sekuat tenaga, membuat perut gurita raksasa itu mengembung semacam balon terlihat dari luar. Kraken mengaung kesakitan. Dabo membantu memperbesar angin di dalam lambung kraken.

            Sementara, di luar sana Vera telah melihat bahwa kraken tengah mengalami penderitaan. Sekarang gilirannya untuk menjalankan tugas, Vera menunggangi Zoodamnya menghampiri tubuh gurita raksasa tersebut. Tangan Kanan Vera telah erat mengenggam gading putih yang tajam. Kraken tengah sibuk akan rasa sakitnya, ia tidak lagi sempat memperhatikan keadaan sekitar. Kosmo yang berada di dalam tak hanya membuat perut gurita raksasa mengembung, ia berkali-kali menyayat lambung kraken menggunakan kapak.

            Tibalah moment yang tepat, mulut gurita raksasa cepat ditebas oleh gading putih tajam milik Vera. Mulut gurita raksasa robek menganga, hingga beberapa detik kemudian tubuhnya meledak dan menjadi keping bintang hitam. Kosmo dan Dabo terpental jauh, mengeluh kesakitan.


            Misi Kosmo dan Vera akhirnya selesai.

Bersambung.. Baca Juga Episode 11 DISINI

No comments:

Post a Comment