Saturday, April 8, 2017

Episode 3 Novel Rainbow Star

*      LATIHAN TAHAP AWAL:  JURUS ELEMENT



            Dengan pemberian dari bintang Meara itu Gavin dikaruniai sebuah kekuatan yang luar biasa, sedangkan Jerolin mendapatkan kejeniusan, dengan begitu Jerolin ingin mengajarkan keahlian itu kepada 5 anak tersebut.

            Tempurung kura-kura di dasar danau itu adalah ciptaan Jerolin, tempurung itu menjadi tempat persembunyian Jerolin selama majikannya sudah meninggal. Di dalamnya seperti layaknya di bumi, sampai-sampai ke 5 anak-anak itu tidak sadar bahwa mereka ada di dalam air. Meskipun di luar sedang mengalami kegelapan, tapi tidak di dalam sini.

            Di sebuah taman dalam tempurung kura-kura itu penuh dengan bunga-bunga indah beragam warna. Kupu-kupu berterbangan santai menghisap madu, warna-warna mereka menambah indah panorama, dan air terjun nan menentramkan dimana air-airnya berkeciprak menyejukkan pendengaran. Mereka mulai memasuki Latihan tahap awal dari sang kakek. Mereka berlima berbaris menghadap air terjun, kucing tua itu kembali menjadi sosok manusia.

            “Untuk Latihan tahap awal kalian harus mengetahui terlebih dahulu bintang berwarna apa yang telah tertanam di kening kalian. Agar bisa mengetahui jurus element yang kalian kuasai. Untuk itulah kalian harus menguji coba terlebih dahulu kekuatan mengendalikan air. Siapa diantara kalian yang mampu mengendalikan air, itu berarti di keningnya tertanam bintang biru..”  Kakek Jerolin menjelaskan tentang latihan awal mereka.

            Jurus Element adalah Kekuatan pengendali, ada beberapa jurus pengendali yang paling dasar yaitu Air, Udara, Bumi, Tumbuh-Tumbuhan dan Api.

            Mereka semua menatap dengan penuh keanehan, tidak mengerti tentang apa perkataan dari kakek tua di hadapan mereka itu.

            “Kakek tua, aku tidak mengerti dengan semua ini. Aku mau pulang. Kau yang telah membawa aku kesini dan sekarang kembalikan aku ke rumah. Aku akan menyelamatkan keluargaku sendiri tanpa bantuan siapapun...” Andet menolak untuk berlatih, Sesungguhnya ada hal yang disembunyikan oleh Andet, semua ini berhubungan akan masa lalunya.  Dia sudah melangkahkan kaki sebelum mendengar jawaban dari kakek tua dihadapannya itu. Alangkah kagetnya setelah selangkah dua langkah, kaki Andet ternyata tak bisa digerakkan lagi, hei ada apa ini? Andet tidak mengerti.

            Kakek Jerolin tersenyum melepaskan genggaman tangannya, genggaman tangan dari jarak jauh kakek Jerolinlah yang ternyata menjadi penyebab terhentinya langkah Andet.

            “Kau tidak akan sanggup melawan kekuatan dari Gavin sendiri, kau harus mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam dirimu.” Kakek Jerolin tersenyum, dengan kekuatannya ia melayangkan Andet kembali ke barisan semula.

            “Mengendalikan air disebut sebagai Hydrokinesis. Sebelum kalian melakukan Hydrokinesis Element, akan aku jelaskan terlebih dahulu apa itu air..

            “Bentuk air terdiri dari Atom H2O. Bentuk mereka sangat-sangat kecil. Bahkan bisa dibilang bahwa setetes air adalah berjuta air yang berbulir, kalian harus ingat itu...”

            Santai kakek Jerolin menerangkan.

            Feri menggaruk Rambut, yang lainnya hanya terdiam tidak mengerti dengan semua penjelasan kakek Jerolin.

            “Silahkan angkat tangan kanan kalian.. Buatlah genggaman”

            Mereka masing-masing mengangkat tangan kanan, mengenggam tangan.

            “Fokuslah, sedemikian fokus. Jangan ada pikiran apapun di dalam pikiran kalian. Hilangkan sejenak pikiran tentang keluarga kalian, hilangkan sejenak tentang kekacauan dunia. Lihatlah air terjun yang mengalir dari atas ke bawah, Visualisasikan atau bayangkan diri kalian termasuk salah satu bagian dari air, masuki dunia air mengalir dalam diri kalian..” Kakek Jerolin mensugestikan.

            “Terus pandangi dan jangan mengerjapkan mata sedikitpun. Bayangkan Atom-Atom itu bergerak sesuai dengan tangan kalian, sekarang kalian telunjukkan tangan..”

            Walaupun belum mengerti, mereka mengikuti apa perkataan dari kakek Jerolin.

            “Sekarang gerakan kemanapun kehendak kalian..”

            Mereka menggerakkannya.... Dan hasilnya... Gagal, tidak ada yang bisa menggerakan air terjun tersebut.

            “Apakah mungkin ada manusia di kehidupan nyata ini bisa mengendalikan air?” Kosmo mendengus, perut gendutnya sekarang sudah mulai terasa lapar.

            Berjam-jam berlalu. Meskipun keempatnya sudah mulai bosan dan tidak percaya bahwa ada manusia yang dapat mengendalikan air, ada satu diantara mereka yang mulai tertarik dengan pelajaran ini. Ia terus penasaran, terus meresapi semua perkataan Jerolin. air mulai dirasakan adalah dirinya, dan dirinya pun mulai dirasakan sebagai air. Pandangan matanya tembus masuk ke dalam atom-atom kecil dari air, seolah tubuhnya ikut mengalir diantara mereka, beberapa jam kemudian... Berhasil, dia mampu melakukannya, mata keempat yang lainnya membesar. Astaga, ternyata benar-benar ada manusia di dunia ini yang mampu mengendalikan air.. Dia adalah Ling-Ling..

Ketika ia melakukan itu, bintang biru nampak jelas terpampang di keningnya, bercahaya terang, air bergerak sesuai dengan pikiran dan kehendaknya...

            “Haiyaa... Aku bisaa.. Aku bisaa...” Ling-Ling berlonjak kegirangan. Tanpa disadari air yang Ling-Ling kendalikan menyembur ke arah empat anak lainnya, membuat tubuh mereka basah kuyup. Membuat mereka semua terperanjat.

            “Ehh..Maaaaff...” Ling-Ling senyum serba salah, mengacungkan dua jari ke atas. Peace.
Kakek Jerolin tersenyum. Menarik napas. Sebelumnya ia sebetulnya juga kurang yakin apakah kelima anak ini benar-benar pemegang bintang itu, sekarang ia bisa sedikit bernapas lega karena salah satunya sudah berhasil ditemukan.

***

            Setelah keberhasilan Ling-Ling dalam mengendalikan air, mereka sekarang percaya bahwa kemampuan itu benar-benar mereka miliki. Dan karena mereka ingin menyelamatkan keluarganya, akhirnya mereka mau belajar untuk mengetahui kekuatan apa yang bersemayam di dalam diri mereka. Andet yang terbilang paling keras akhirnya melunak, dia berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa dirinya juga mempunyai kekuatan lain.

            “Tinggal kalian berempat.. Sekarang kita akan mengetahui kekuatan kalian, latihan berikutnya adalah Aerokinesis Element atau mengendalikan udara, itu berarti bintang kuning..

            “Angin merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk di bumi, tanpa angin ataupun oksigen tidak akan ada manusia yang mampu melanjutkan hidupnya. Angin Itu halus, tidak terlihat, dia lembut, tapi jangan remehkan angin, dia bisa melayangkan apa saja kalau kekuatannya penuh... “ Kakek Jerolin  menjelaskan. Mereka sekarang berada di tengah lapangan, lapangan tersebut juga ada di dalam tempurung kura-kura. Feri, Vera, Kosmo dan Andet sudah memperhatikan antusias, sedangkan ling-ling sekarang tengah istirahat melihat dari bawah pohon, pikirannya masih terus mengarah akan nasib bumi mereka, Mata sipitnya penuh dengan kesedihan.

            “Sekarang, Kalian rasakan angin berhembus di sekeliling, Pejamkan mata..”

            Mereka menuruti semua perintah Jerolin

            “Sugestikan bahwa diri kalian adalah angin yang berhembus, melayang lembut ke sekitar bumi.. Sugestikan bahwa angin di sekitar kalian menjadi lebih kencang dan lebih kencang.. Sugestikan lagi bahwa angin itu semakin tenang.. Hirup udara dari hidung, alirkan ke seluruh tubuh...” Dengan lembut kakek Jerolin mengarahkan.
Beberapa menit kemudian, terasa desau angin semakin kencang ke arah mereka, menghembus rambut dan jenggot putih kakek jerolin. Latihan kali ini lebih gampang dicerna oleh pikiran mereka, kening salah satu diantara mereka menyala terang dengan cahaya kuning, mereka belum menyadari itu...
            “Buka mata kalian...”
            Bintang bercahaya itu muncul di kening Kosmo si gendut.
            “Astagaaa kakek, bagaimana ini....” Kosmo panik bercampur ketakutan ketika tubuh gemblungnya melayang ke atas. Jerolin senyum puas. Itu berarti dua diantara mereka sudah berhasil mengetahui kekuatannya. Yang lainnya tertawa, sekaligus takjub.

***

            “Kita harus cepat mengetahui kekuatan apa yang terdapat pada diri kalian, agar orang-orang dibumi bisa selamat, belum ada istirahat...” Sekarang Jerolin berkata di tengah tanah tandus, tidak ada tanaman disitu. Feri, Vera dan Andet berbaris, sedangkan Ling-Ling dan Kosmo istirahat di atas batu besar, memperhatikan. Mereka mulai terbiasa dengan pemikiran akan keajaiban-keajaiban yang tak masuk akal itu, percaya bahwa kekuatan tak bisa diterima akal logika seperti itu memang benar adanya. Mereka bertiga sudah tidak sabar ingin mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam diri mereka.

            “Pelajaran kali ini adalah Terrakinesis element atau mengendalikan tanah... Kalian mesti tahu bahwa manusia awalnya tercipta oleh tanah, dengan begitu kekuatan mengendalikan tanah sudah tentu ada. Kalian tahu, sebetulnya setiap manusia dapat mengendalikan seluruh elemen jika dilatih terus menerus. Di asah dan diyakini. Tapi bintang-bintang yang ada di kening kalian membantu itu semua agar kekuatannya lebih luar biasa..

            “Sekarang pejamkan mata kalian. Seperti sebelumnya, hilangkan pikiran kalian tentang semuanya, fokus pada pemikiran bahwa diri kalian adalah segumpal tanah..

            Mereka memejamkan mata seperti sebelumnya, desau angin berhembus lembut menggerayangi tubuh mereka, memberikan konsentrasi yang menenangkan.

            “Yakinkan seluruh tubuh kalian perlahan meyerap sari-sari bumi, sehingga tubuh kalian seakan ikut menjadi bagian dari mereka...”

            Salah satu tubuh diantara mereka bergetar hebat, kakinya seakan mengeras dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Bumi sedikit bergoncang seperti tengah terjadi gempa, cahaya coklat berkilau di salah satu kening mereka. Jerolin menutup mata dengan tangan, tak bisa menahan kilaunya cahaya tersebut. Perlahan tubuh salah satu dari mereka sudah sempurna menjadi tanah, coklat semuanya.. Untuk kali ini Feri lah yang terpilih. Dia bisa mengendalikan tanah dengan pikiran dan kehendaknya.
            “Sekarang buka mata kalian...”

            Mereka membuka mata, begitu terkejutnya Feri ketika melihat tubuhnya sudah menjadi seperti tanah, empat anak lainnya juga terpukau.

            “Sekarang kau angkat batu disitu...” Menunjuk batu yang tengah diduduki oleh Kosmo dan Ling-Ling, “Angkat tanganmu, Visualisasikan batu itu ikut terangkat bersama tanah di bawahnya...”
            Feri mengangguk, mencoba.. Gagal.

            “Lakukan sekali lagi, dan konsentrasi...”
            Feri pun melakukannya sekali lagi. Kali ini dia lebih konsentrasi, dan akhirnya berhasil mengendalikan tanah dari jarak jauh. Kosmo dan Ling-Ling panik..

            “Jangannn lagii...” Kosmo kembali gemetaran.

***

            Proses latihan diberlangsungkan cepat. Setelah hampir setengah hari mereka berlatih, tinggal Vera dan Andet yang belum diketahui kekuatan apa yang bersemayam di tubuhnya, tidak ada istirahat, mereka harus terus berlatih..

            Sementara di luar sana, Gavin sudah memerintah anak-anak buahnya membentuk Sebuah patung gorilla raksasa menggunakan batu-batu. Sekarang telapak kakinya sudah mulai terbentuk, monyet-monyet begitu sibuk membangun pondasi patungnya. Patung itu begitu besar, sampai-sampai sebelah kakinya saja membutuhkan satu pulau untuk ditempatinya. Keadaan masih begitu gelap, tidak ada lagi kehidupan di bumi.

            “Bintang hijau memiliki kemampuan mengendalikan tumbuh-tumbuhan, kemampuan ini disebut Chlorokinesis Element. Diantara kalian seharusnya ada yang mampu melakukannya. Kita lihat saja nanti...

            “Sebelum kalian berlatih, izinkan aku menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan lebih dalam. Tumbuh-Tumbuhan merupakan bagian dari kehidupan, karena merekalah yang memberikan seluruh makhluk hidup makanan, memberikan udara segar, dan panorama-panorama indah nan menakjubkan. Dan asal kalian tahu bahwa tumbuhan juga mempunyai nyawa. Lihatlah disekeliling kalian, bunga-bunga itu adalah tanaman-tanaman yang mempunyai nyawa..”         

            “Apa maksud dari tumbuh-tumbuhan mempunyai nyawa pak tua..?” Andet memotong cepat.
Jerolin tersenyum, dia sepertinya sudah tahu kekuatan apa yang ada di dalam diri si Andet. Feri, Ling-Ling dan Kosmo memperhatikan dari jarak jauh, di tengah kumpulan bunga-bunga dengan corak berbeda-beda.

            “Jika kalian benar-benar menyatu dengan tumbuh-tumbuhan itu, akan kalian rasakan detak-detak kehidupan dalam tumbuh-tumbuhan tersebut.. Untuk lebih jelasnya silahkan kalian berdua memejamkan mata..” Kakek Jerolin mulai mensugestikan. Andet dan Vera pun memejamkan matanya.

            “Tarik dalam-dalam napas melalui hidung. Yakinkan bahwa udara segar itu berasal dari daun-daunan. Ketika udara itu sampai ke paru-paru kalian, Visualisasikan diri kalian seakan ikut melayang memasuki dedaunan tersebut, lalu kalian menjadi anggota dari tumbuh-tumbuhan, menyumbangkan kehidupan untuk seluruh makhluk.. Visualisasikan bahwa di dalam tubuh kalian sudah terdapat benih-benih tanaman... Sekarang kedepankan tangan kanan kalian, Fokuskan bahwa di telapak tangan kalian akan muncul tanaman merambat dan akan menjuntai di tangan...” Mereka pun melakukan itu.

Dan latihan kali ini tidak mudah untuk dilakukan, napas mereka berdua tersenggal melakukan itu, beberapa menit mencoba. Hasilnya gagal.

            “Sepertinya hal itu mustahil kek, bagaimana mungkin dari tangan kami bisa muncul tumbuh-tumbuhan” Vera mengatur napas.

            “Coba sekali lagi, kali ini pasti bisa..”

            “Tidak akan mungkin kakek tua, tidak mungkin tangan kami bisa mengeluarkan tanaman... Oke sebelumnya mungkin bisa aku lihat bahwa mereka bertiga bisa mengendalikan air, udara ataupun tanah, kalau tumbuh-tumbuhan? Bagaimana mungkin?” Andet ikut membantah.

Jerolin tersenyum santai melipat kedua tangannya ke belakang.

            “Tidak ada hal yang mustahil di dunia ini.” Katanya. “Memang terkadang hidup penuh dengan keajaiban yang tidak bisa diterima oleh akal logika, karena faktanya hidup kita ini sebetulnya juga keajaiban.

Coba kalian pikirkan, dulu sebelum kalian lahir ke dunia, kalian tidak tahu antaberanta dimana tempat kalian berada sebelumnya dan kalian tidak merasakan apapun juga. Lantas secara ajaib kalian dilahirkan dan muncul ke dunia.

Kalian juga bisa lihat dunia ini, dunia terbentuk dengan begitu mencengangkan dan tidak ada makhluk bumi satu pun yang bisa membentuk dunia semacam itu, bukan?

Bukankah kalian sudah lihat ada banyak perubahan di bumi kalian. Orang-orang menjadi batu, bumi menjadi gelap, dan kalian juga sudah tahu bahwa Feri, Ling-Ling, Kosmo sudah mengetahui kekuatan mereka..

Jika kalian sayang dan cinta dengan keluarga ataupun teman-teman kalian di bumi, kalian harus yakin bahwa kekuatan tersebut benar-benar ada..”

            Vera dan Andet mulai meresapi penjelasan dari kakek Jerolin... Akhirnya Mengangguk.
            “Sekarang mari kita coba sekali lagi..

            Beberapa waktu kemudian ketika mereka mencoba, benar saja, salah satu kening diantara mereka menyala hijau begitu terang. Tangannya pun mulai mengeluarkan tanaman, sedikit demi sedikit menjulur dari tangan Vera..

            “Silahkan buka mata kalian.”

            Mata Vera membesar, bagaimana mungkin? Astaga, bagaimana mungkin dari tanganku bisa keluar tanaman itu? Batin Vera belum bisa percaya. Vera merasakan bahwa tumbuhan di tangannya itu mempunyai detak jantung.

            “Sekarang coba kau  arahkan dan lilitkan Tanaman itu ke tubuh mereka bertiga..” Kakek Jerolin menunjuk ke arah Feri, Ling-Ling dan Kosmo. Vera mengangguk, dengan cepat mengarahkannya. Seperti sarang laba-laba, tiba-tiba tanaman itu melilit tubuh mereka bertiga, membuat mereka tak berdaya..

            “Aaakuuuu lagiii...” Kosmo mendengus.

            “Haiyaa..” Ling-Ling protes.

***

            “Bintang Merah memberikan kekuatan Pyrokinesis Element yaitu dapat mengendalikan api... Seharusnya kau dapat menguasainya, Andet..” Jerolin dan Andet berdiri di atas pegunungan, persisnya di dekat kawah. Empat yang lainnya memperhatikan dari jarak jauh, takut berada terlalu dekat.

            “Di kawah ini terdapat kumpulan-kumpulan api, kau bisa tahu dari rasa panas ini, bukan? Sekarang silahkan pejamkan mata...

            Andet memejamkan mata. Jerolin mulai mensugestikan kembali.

            “Api juga ada di dalam diri kita, yaitu emosi dan nafsu... Rasakan seakan-akan dirimu berada di tengah kawah tersebut, dan berkumpul bersama mereka, visualisasikan bahwa muncul api di seluruh tubuhmu..

            Andet menuruti apa sugesti dari Kakek Jerolin, pikirannya sudah melayang ke arah perkumpulan lahar di dalam kawah. Dia mulai memikirkan ada api yang muncul dalam dirinya..

            Di dalam tempurung kura-kura ini tidak ada yang namanya malam, semuanya siang dimana sinar matahari buatan kakek jerolin tidak terlalu membakar..

            Sangat Lama Andet mencoba, namun berkali-kali gagal. Tidak terjadi apa-apa dalam dirinya. Keringat sudah bermunculan dari pelipis dan lehernya...

            “Tidak bisa kakek tua... Aku tidak bisa melakukan hal itu..” Andet menyerah.

            Jerolin mengelus jenggot putihnya. Berpikir sejenak. Memperhatikan lamat-lamat lahar yang meletup-letup itu lebih dalam. Paham. Sekarang ia tahu apa yang dapat memunculkan kekuatan pyrokinesis itu.

            “Ulang lagi. Sekarang pikirkan sesuatu yang membuatmu kesal, membuat amarahmu bangkit..” Cara ini berbeda dari sebelumnya, kakek Jerolin sengaja membuat pikiran Andet mengarah ke situ, agar emosinya terbakar. Karena emosi adalah api.

            Andet mulai memikirkan hal apa yang telah ia lalui selama ini. Hal apa yang benar-benar ia benci. Tidak berapa lama, di tangan Andet muncul sesuatu. keningnya menyalah bintang merah, Api sudah membalut seluruh tangannya.

            “Sekarang buka matamu, nak..”

            Andet membuka mata, begitu terpukau ia melihat tangannya tersebut..

            “Perbesar amarah dalam tubuhmu.. Dan Arahkan tanganmu ke kawah itu sampai mengeluarkan api..”

            Ia mengeluarkannya. Berhasil, api dengan begitu dahsyat membara dari kawah, membuat Feri, Vera, Ling-Ling dan Kosmo menggigil ketakutan menyaksikannya.. Jerolin bernapas lega, sekarang semuanya sudah mengetahui kekuatan masing-masing.

            “Baguss Andet. Kalau boleh tahu, apa yang ada dipikiran kamu sebelumnya?” Kakek Jerolin menepuk pundak Andet.

            “Aku hanya membayangkan wajah Meara itu... aku membencinya, karena dia lah semua kekacauan ini muncul.” Andet berkata datar, berjalan meninggalkan kakek Jerolin. Jerolin hanya terdiam, menatap punggung Andet yang mulai melangkah menjauh.


            “Untung saja api itu tidak diarahkan ke kita..” Kosmo meneguk ludah.  Ling-Ling mengangguk setuju.

BERSAMBUNG..

Lihat Episode 2 DISINI

No comments:

Post a Comment