Saturday, April 8, 2017

Episode 13 Novel Rainbow Star

*      BANTUAN DATANG - 2
           


            Kipas dibuka oleh Ling-Ling, dengan segera ia langsung menyerang Tengu. Beberapa anak panah meluncur bersama angin dari kipas menghampiri musuh. Namun, dengan kecepatan kilat Tengu wanita elang menghindar. Tak mau menyerah, kembali Ling-Ling meluncurkan serangan, dan lagi-lagi mampu dihindari oleh Tengu.

            “Kecepatannya benar-benar mengagumkan..” Ling-Ling mendesis. Sedangkan tubuhnya seakan membeku, udara semakin terasa dingin. Bulir-Bulir salju terus berjatuhan. Sesekali anak wanita bermata sipit itu terjerambab jatuh, namun ia kembali berdiri.

            Tengu membalas serangan, kedua sayap dikepakkan, jarum-jarum kecil muncul dari kepakan itu, meluncur ke arah Ling-Ling. Beruntung Ling-Ling mampu menghindar. Jarum-Jarum kecil mendarat di lantai es.

            Ling-Ling merasa bahwa musuhnya yang berupa wanita elang itu begitu kuat, ia seakan-akan melihat sosok tersebut adalah Vera. Yah, dalam tahap latihan Ling-Ling sebetulnya sering memperhatikan Vera si Wanita tomboy itu, menyelip sebuah kekaguman di hati Ling-Ling melihatnya. Ling-Ling melihat ada sesuatu yang luar biasa tersimpan di dalam diri seorang Vera. Dia begitu kuat sebagai seorang wanita, tidak seperti dirinya yang begitu lemah. Ling-Ling dan Vera telah menjadi teman ketika dalam tahap latihan. Seringnya Ling-Ling ditenangkan oleh Vera ketika dia menangis karena rindu bersama keluarganya.

            Pada saat latihan Vera mudah sekali mencerna apa yang diajarkan oleh kakek Jerolin. Ling-Ling iri melihat Vera mampu mengendalikan tanaman, mengeluarkan buahan dari tangannya, Ling-Ling sebetulnya mau mendapatkan kekuatan seperti halnya Vera.

            Vera dan Ling-Ling juga pernah melakukan duel, itu merupakan salah satu perintah dari Jerolin, masih teringat betul bagaimana Ling-Ling dikalahkan oleh Vera. Vera mampu menelan semua serangan air yang dikeluarkan Ling-Ling melalui tanaman dari tangannya.

            “Kau tidak bisa menyerang Chlorokinesis element dengan Hydrokinesis Element Ling-Ling, Tanaman akan menyerap air karena itu merupakan salah-satu yang bisa membuatnya tumbuh.. Serang Vera dengan kipas..” Jerolin memberi aba-aba ketika itu. Ling-Ling mengikuti aba-aba dari Jerolin, ia mengeluarkan kipas, dengan keindahan gerak tubuhnya Ling-Ling mengembangkan kipas dan mengayunkannya, puluhan anak panah meluncur ke arah Vera membelah udara dengan kecepatan yang luar biasa. Vera menangkis semua anak panah dengan gading putih, langkah kaki Vera terus ke depan menghampiri Ling-Ling sembari terus menangkis. Tak tinggal diam Ling-Ling kembali menyerang, kali ini hembusan dari kipas Ling-Ling mengeluarkan beberapa pedang, beberapa pedang mampu di tangkis dengan gading putih, namun ada satu yang lolos, tepat di depan wajah Vera, tinggal beberapa senti lagi. Langkah Vera terhenti, hal itu menjadi moment yang menegangkan, Jerolin dan yang lain yang menonton menahan napas. Dan ternyata pedang tersebut mampu ditahan oleh Vera menggunakan rumput merambat yang tiba-tiba muncul dari tanah. Mata Ling-Ling terbelalak, zoodam Vera dan Zoodam Ling-Ling terpukau. Feri, Andet, Kosmo dan Jerolin berdecak kagum.

            “Mampu mengeluarkan tanaman dari tanah tanpa menyebut nama kinesis, itu artinya Vera sudah mencapai level 2 dari Chlorokinesis Element..” Jerolin berkata bangga.

            “Luar biasa, aku saja bahkan belum terlalu mahir dalam mengendalikan kinesis..” Kosmo berkomentar.

            Setelah menangkis serangan Ling-Ling, Vera membalas serangan. Vera memfokuskan diri, menangkupkan kedua tangan di depan dada, lantas tanaman merambat muncul dari tanah di sekitar Ling-Ling dan langsung melilit seluruh tubuh Ling-Ling, Ling-Ling berkutit tak berdaya.

            “Sekarang bantu Ling-Ling..” Kakek Jerolin berkata ke Fly-Fly. Zoodam milik Ling-Ling itupun masuk ke arena, mendekati Ling-Ling. Menggunakan kedua antena di kepalanya  Fly-Fly memotong tanaman merambat di tubuh Ling-Ling.

            Berkali-kali Ling-Ling menyerang dengan hydrokinesis ataupun dengan kekuatan kipas, berkali-kali pula Ling-Ling berhasil dikalahkan, dengan begitu sudah jelas bahwa Ling-Ling benar-benar kalah melawan Vera.

***

            “Aaaaa..” Ling-Ling terpental akibat hempasan dari kepakan sayap Tengu. Sekarang Fly-Fly berganti menghadapi Wanita elang tersebut. Serangan-serangan air dilayangkan oleh zoodamnya Ling-Ling, tentu saja serangan tersebut gagal, karena air yang Fly-Fly keluarkan tersebut berubah menjadi beku.

            Ling-Ling tak mau menyerah, ia bergegas kembali berdiri, melangkahkan kaki, Berlari menghampiri Tengu. Menyerang menggunakan kipas berkali-kali, Tengu terus menangkis dengan tangannya, menghasilkan sebuah ‘dentingan’ seakan besi dihantamkan dengan besi,. Tengu melompat ke atas membelah udara menggunakan kukunya menghasilkan hujan kuku runcing menyirami Ling-Ling, Fly-Fly yang melihat itu cepat bertindak mengeluarkan ombak air menyapu bersih hujan kuku.

            “Berhati-hatilah Ling-Ling..” Fly-Fly berseru.

            Ling-Ling membuka kipas, mengayunkannya, Puluhan anak panah meluncur mengarah ke tengu, untuk kesekian kali serangan semacam itu kembali gagal, Tengu meleburkannya dengan kekuatan angin kencang dari kepakan sayap.

            “Ini tidak akan berhasil.. Bagaimana cara menghadapi wanita elang ini..” Kata Ling-Ling di dalam hati.

            Pertarungan antara Ling-Ling melawan Tengu terus berlangsung begitu lama, Ling-Ling sampai tidak tahu berapa hari sudah terlewati. Dari keempat lainnya hanya Ling-Ling yang melawan musuh paling lama, selain karena Ling-Ling tidak terlalu kuat, musuh yang ia hadapi termasuk musuh tertangguh. Energi wanita bermata sipit dan zoodamnya benar-benar sudah habis. Sebetulnya Ling-Ling termasuk tangguh dalam hal ini, bagaimana tidak, ia tidak makan berhari-hari tapi masih mampu berdiri. Hingga untuk kesekian harinya Ling-Ling benar-benar tak sanggup lagi, ia sudah berkali-kali terpental karena serangan Tengu. Darah dalam tubuhnya seakan sudah membeku, benar-benar tidak ada lagi harapan, Fly-Fly pun tak sanggup lagi melayang walau hanya satu senti.

            “Aku tidak sanggup lagi..” Katanya di dalam hati. Tengu sudah hendak mengakhiri pertarungan, kuku tajamnya bersiap merobek kulit Ling-Ling. Ling-Ling tak sadarkan diri.

***

            “Akhirnya kau sadar..” Kosmo tersenyum. Ling-Ling memegangi kepalanya yang masih sakit, melihat di sekitar. Terlihat laki-laki gemuk yang ia sudah tahu kalau ia adalah Kosmo. Ia sadar bahwa sudah berada di dalam rumah bundar, Ling-Ling mengembalikan ingatan. “Astaga..” ia spontan duduk.

            “Hei, jangan terlalu banyak bergerak. Kau masih lemah..” Kosmo memperingatkan, sembari memegang apel.

            “Kosmo.. Bagaimana kau bisa disini...? Haiyaa.. Kepalaku sakit sekali” Ling-Ling memegang kepala, Matanya mengedar melihat seluruh ruangan, baru sadar kalau ia masih berada di hamparan salju.

            “Wanita elang itu?” Ling-Ling  bertanya.

            “Kha-u then-ang saja…” Mulut Kosmo penuh apel. menelannya. “ketiga jagoan itu akan membereskannya..”

            Ling-Ling berdiri, melihat dari luar jendela, terlihat Vera tengah mengikat Tengu menggunakan tanaman, Feri membantu menahan dengan kerungan tanah. Dari arah lain Andet menyerang menggunakan kekuatan api. Ling-Ling memperhatikan, “Apakah serangan mereka akan berhasil?” tanyanya di dalam hati.

            Rupanya tidak. Tengu wanita elang sudah tidak berada di sana lagi. Vera, Feri dan Andet terkejut. Ling-Ling juga ikut terkejut, Mata Ling-Ling mengedar mencari dimana keberadaan Tengu.

            “DI ATAAASS!!” Ling-Ling berteriak dari kejauhan. Tengu sudah memutar dirinya membentuk semacam puting beliung, bersiap menyerang. Beruntung teriakan Ling-Ling tersebut membantu, Vera, Feri, Andet beserta zoodam-zoodam, mereka cepat menghindar.

            Ling-Ling terbatuk setelah berteriak.

            “Hei.. Kau harusnya istirahat” Kosmo memegangi Ling-Ling. “Kau tidak usah khawatir, mereka itu kuat. Bukankah begitu, Dabo?” Kosmo bertanya ke Dabo.

            “Tentu saja, Mereka jauh lebih kuat dibandingkan kau, Kosmo” Burung kakak Tua itu menjawab. Kosmo melotot.

            “Uhuk..Uhukk.. Haiyaa.. “ Ling-Ling merasa begitu sakit. “Bagaimana kalian bisa sampai kesini, Kosmo? Apakah tugas kalian sudah selesai?”

            Kosmo mengangguk, “Tugas kami sudah selesai, Makhluk-makhluk musuh kami telah menjadi keping bintang hitam. Vera telah membantu aku”

            “Jadi begitu..” Ling-Ling merasa tidak terlalu senang. Vera lagi-lagi telah membuktikan bahwa dirinya lebih hebat. Ling-Ling benci mengakui ini bahwa Vera lebih hebat dari dirinya.

            Kosmo memberikan Apel ke Ling-Ling. Ling-Ling meraihnya, segera melahapnya.

            Ling-Ling merasa sedikit baikan setelah menyantap Apel, ditambah Kosmo telah memberinya minuman hangat. Kosmo memandang Ling-Ling dengan tatapan ‘aneh’.

            “Haiyaa. Kosmo kenapa menatap aku seperti itu?” Ling-Ling membalas tatapan Kosmo. Kosmo segera membuang muka, takut jika anak kepang dua tersebut sadar bahwa dirinya menaruh hati. Terdengarlah suara pekikan Vera dari luar. Ling-Ling sigap berdiri, melihat keluar jendela. Vera, Feri dan Andet termasuk zoodam mereka sudah tak berdaya, Feri dan Lion bahkan sudah beku akibat serangan Tengu.

            “Haiyaa… Kenapa kau tak bantu mereka?” Ling-Ling berkata ke Kosmo. Tanpa mendengar jawaban Kosmo ia sudah berdiri, melangkah keluar. Kosmo yang melihat Ling-Ling sudah berlari, menyusul. Dabo dan Fly-Fly mengikuti.

            “Hydrokinesis Element..” Ling-Ling Langsung berdiri di hadapan Tengu dan segera menyerangnya. Fly-Fly membantu menyerang dengan semburan air. Tengu mengelak, Kosmo memberi serangan dengan kapak, ditangkis oleh tengu menggunakan sayapnya.

            Tengu terbang, menghujani mereka dengan hujan kuku-kuku tajam, Kosmo dan Ling-Ling mengelaki hujan tersebut.

            “Wanita elang ini benar-benar tidak ada rasa lelah nampaknya..” Kosmo meringis. Langsung mengeluarkan element angin mengarah ke Tengu, Tengu membalas serangan dengan angin dari kepakan sayap, bahkan angin dari kepakan sayap Tengu lebih kencang, membuat Kosmo dan Dabo terpelanting.

            Ling-Ling melihat keempat temannya yang sudah tak berdaya. Dalam hatinya ia ingin sekali membantu. Namun Ling-Ling merasa bahwa dirinya itu lemah. Kekuatan Ling-Ling masih berada pada level awal. “Andai saja aku mempunyai kekuatan lebih” Kata Ling-Ling di dalam hati.

            Tengu bersiap menyerang Ling-Ling dari Udara, ia melaju turun hendak mencabik-cabik anak perempuan itu. Untung saja Fly-Fly menyadari itu dan langsung memberikan serangan Semburan air dahsyat. Tengu terpelanting karenanya. Tengu langsung kembali berdiri setelah terpelanting, kembali hendak menyerang Ling-Ling. Kecepatannya kali ini begitu gesit.

            “Awass Ling-Ling!!” Kosmo berteriak.


            Ling-Ling spontan mengeluarkan kekuatan menghentikan pergerakan  Tengu. Kosmo, Vera dan Andet tercengang melihat kekuatan yang dikeluarkan oleh Ling-Ling kali ini. “Apa ini?” Kata Ling-Ling tidak mengerti.

            “Dinding air… Dan dinding tersebut mengurung Makhluk itu.. Jadi inilah level dua dari Hydrokinesis Element.. menakjubkan” Vera berkata.

            “Haiya.. Akhirnya kau mampu mengaktifkan Kinesis Level dua Ling-Ling” Fly-Fly berlonjak senang.
            “Jadi inilah level dua dari Hydrokinesis?” Ling-Ling tersenyum.

            Dinding Air itu bukanlah dinding air sembarangan, dindingnya begitu kuat menahan siapapun yang terkurung disitu. Tengu terus mencoba keluar dengan mencakar-cakar dinding air, napasnya mulai tak beraturan. Tak tahan lagi, ia menjadikan semua air itu menjadi es. Malang, hal itu malah hanya membuat malapetaka bagi dirinya sendiri, Tengu akhirnya tak mampu bergerak lagi. Ling-Ling cepat mengambil kesempatan itu, ia melayangkan beberapa anak panah dari angin kipas. Anak panah akhirnya meluncur ke ke seluruh tubuh Tengu, Dan akhirnya Tengu berubah menjadi keping bintang hitam.

BERSAMBUNG.... EPISODE 12 ADA DISINI

No comments:

Post a Comment